PASURUAN, FaktualNews.co – Ratusan warga yang tergabung dalam LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), Pasuruan Raya, menggelar aksi demo di Jalan Desa Kraton-Semare menuju ke PT HCML, PGN, Isargas dan Pertagas (Perusahaan Migas), yang berada di desa Semare, Kecamatan Kraton, Kabupaten setempat, Senin (11/2/2019).
Mereka beraksi sambil membawa spanduk, banner, bendera organisasi massa (ormas). Disepanjang jalan yang dilalui, pengunjuk rasa berorasi secara bergantian.
Mereka menuntut agar jalan Desa segera diperbaiki karena akses jalan rusak juga diakibatkan kegiatan proyek perusahaan. CSR perusahaan
lebih terbuka kemana karena selam ini masyarakat tidak pernah merasakan.
Tak hanya itu, mereka juga menuntut sungai kiri kanan jalan agar
dinormalisasi dan petani tidak lagi kekurangan air serta tidak menimbulkan banjir saat hujan lebat. “Perusahaan harus lebih transparan terhadap masyarakat terkait CSR yang selama ini tidak pernah dirasakan masyarakat sekitar,” ujar Ketua LSM GMBI Pasuruan Raya, Muhammad Asy’ari, saat berorasi.
Para pengunjuk rasa mengungkapkan bahwa jalan menuju perusahaan Migas merupakan jalan rakyat bukan jalan perusahaan. Bahkan, jalan hancur akibat aktivitas perusahaan. Perusahaan PGN dianggap hatinya yang buta. “Kemana selama ini mata dari perusahaan. Karena jalan sudah begitu lama rusak, tapi tidak ada respon. Mana CSR yang menjadi kewajiban rakyat,” ucap dia.
Sebelum menggelar aksi, mereka berkumpul di Desa Kraton menuju Desa Semare dengan berkonvoi. Di pertigaan jalan Desa Semare, pengunjuk rasa sempat menutup jalan dengan memasang tong dan ban bekas. Pihak kepolisian mengajak dialog para pendemo. Dari kesepakatan itu, kepolisian akan memediasi terkait keluhan warga Desa Semare dan Kraton.
Selain itu juga kepolisian sebagai mediasi akan mengundang semua elemen masyarakat sehingga masalah CSR lebih transparan kemana selama ini. Massa GMBI akhirnya membubarkan diri setelah ada jaminan akan dipertemukan dengan pihak perusahaan dalam waktu untuk mencari solusi atas permasalahan yang menjadi uneg-uneg warga.