FaktualNews.co

Jare Cak Besut

Bancakan PL Kadipaten Njomplang, Pola Lama Bersemi kembali

Jare Cak Besut     Dibaca : 1660 kali Penulis:
Bancakan PL Kadipaten Njomplang, Pola Lama Bersemi kembali
Jare Cak Besut

Sudah sejak pagi Cak Besut nampak berpakaian rapi. Sejumlah berkas telah berada ditangannya. Suara deru motor matic miliknya berhenti didepan warung kopi Yu Rusmini. Dibalai bambu depan warung sudah duduk Lek Sumo dan Man Gond. Sementara didalam warung nampak sejumlah pembeli asyik ngobroil sambil menikmati secangkir kopi dan gorengan. Rusmini sendiri sibuk dengan aktivitasnya.

“Wuih mlete men Cak kate nang ndi, gak nang sawah ta ?,” tegur Man Gondo.
“Ora Man, dino iki aku kate nglebokno CV ku, sopo ngerti oleh penggawean, krungu-krungu akeh proyek penunjukan langsung nang dinas Pertanian karo dinas Pendidikan,” jawab Cak Besut.
“Loh Cak, peno duwe CV barang ta tibak e, tak pikir murni wes cukup nlateni sawah Cak,” timpal Lek Sumo.
“Halah CV cilik-cilik an, penting iso gae nyambung orep,” jawab Cak Besut kembali.

Ia pun segera mengambil posisi duduk disamping Man Gondo dan Lek Sumo. Yu Rus yang mengetahui kedatangan Cak Besut, tanpa dikomando menyodorkan secangkir kopi.

“Yo ngene iki loh seng garai kangen Goyangane Yu Rus, gak usah diomongi wes cemepak, kiro-kiro urusan lain paling yo trengginas Yu Rus iki,” ujar Cak Besut yang langsung disambut tawa renyah para sahabatnya.
“Wes ojo mulai jek isuk, ndang ngopi ndang kono jare kate golek sandang pangan, tak dungakno oleh penggawean ben iso nukokno aku daster iki loh wes suwek kabeh daster ku,” jawab Yu Rus dengan gaya manjanya.
“Tenang Yu, ojo to daster, kutang karo celono njero seng njlarit loh tak tukokno, seng penting riko gelem tak wayoh,” gurau Cak Besut.
“Eh woyah wayoh ae wes wani ta, wong yo lek moleh bengi dikongkon turu garasi yo meneng ae kok kate woyah-wayoh,” sewot Yu Rus.

“Sek Cak iki serius, wes bersih temen ta Kadipaten Njomplang iki kok sampean wes wani ngajukan CV nang dinas-dinas iku ?,” tanya Man Gondo. Pertanyaan lugu Man Gondo ini hanya dijawab senyum kecut dari Cak Besut. Sembari menyeruput kopi goyang ala Rusmini, Cak Besut kemudian menyalakan rokok putih favoritnya. Dihisapnya dalam-dalam rokok putih kecil tersebut. Tak seberapa lama ia menghembuskan nafas bersamaan dengan kepulan asap seakan menutupi wajah konyolnya.

“Sak temene aku cuma pengen ngetes, anti pungli opo bener-bener wes ilang nang Kadipaten iki. Soale aku krungu, PL nang dinas Pendidikan karo dinas Pertanian iki wes dikondisikan,” jawab cak Besut. Ia melanjutkan, ada sekitar 300 paket PL di dinas Pertanian, dan kisaran 200 paket PL di dinas Pendidikan yang siap jadi bancakan. 500 jatah paket ini telah diperjual belikan. Model pembagian paket nantinya via lintas asosiasi.

“Ada lima orang yang berperan penting dalam pengkondisian PL ini, Cak Kokom, Guk Jontor, Kang Luki, Kang Eka, karo Guk Erlang,” tambah Cak Besut. Ia juga mendengar, ide pengkondisian lewat lintas asosiasi ini sebenarnya ditolak oleh Kang Luki karo Guk Jontor. Kedua orang ini lebih memilih model pasar bebas guna menghindari kontraktor-kontraktor nakal yang sudah mendapat pekerjaan tapi enggan membayar fee.

Namun sepertinya kedua orang ini kalah suara. Ketiga sejawatnya lebih memilih pola pengkondisian via lintas asosiasi. Karena jika pola ini diterapkan, secara otomatis asosiasi yang berbadan gemuk, akan mendapat porsi lebih banyak ketimbang yang lain.

“Terus hubungane opo Cak porsi luweh akeh gawe asosiasi seng anggotane akeh?.” tanya Lek Sumo polos.

“Ngene loh lek, semakin akeh anggota bukan berarti iku iso didum roto nang anggotane, karena kebanyakan anggota gak enek duit gawe bayar fee, lah jatah yang tidak diambil iki akan dijual oleh koordinator asosiasi kepada yang mau bahkan bisa dikelola sendiri oleh koordinator e,” jawab cak Besut.

Kalau ini terjadi lanjut Cak Besut, maka yang diuntungkan adalah para koordinator ini, dan ujung-ujungnya mereka akan beralasan kepada ndoro-ndoronya jika banyak kontraktor yang enggan membayar. Jika sudah sepertri ini maka dipastikan paar koordinator ini akan semakin kaya dan anggota yang tidak memiliki uang untuk membeli paket pekerjaan tersebut akan semakin miskin. Upaya pemerintah untuk bisa mengangkat perekonomian lokal tidak bisa terwujud.

“Yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin, yang terpenting upaya mbujuki ndoro-ndoro nya pun berhasil,” lanjut Cak Besut.
“Oala ngunu ta, terus kudu ne piye Cak,” tanya Man Gondo.
“Kudune sesuai aturan PL iku gratis, tujuan PL untuk mengangkat pengusaha-pengusaha jasa kontruksi lokal agar bisa bekerja sebagai penopang kekuatan ekonomi lokal. PL murni kewenangan kepala dinas. Tapi pada praktiknya, kepala dinas bermain dengan menerapkan fee 10 hingga 15 persen kepada para kontraktor. Oleh para makelar dijual kembali hingga 20 persen. Nah para kontraktor secara otomatis ya mengembalikan modal yang sudah keluar dengan memperbutuk hasil kerjaan mereka,” terang Cak Besut panjang lebar.
“Lah berarti selain lima koordinator seng sampean ceritakno iku opo yo kepala dinas e melok njaluk bagian,” tanya Lek Sumo.

“Yo jelas to Lek, seng tak krungu kepala dinas pertanian jelas-jelas njaluk bagian, lek dinas pendidikan kepala e wes bener-bener angkat tangan mboh sopo seng bagian ngondisikan,” ulas Cak Besut kembali.
“Lah terus wes ngerti ngunu lapo sampean jek nekad nglebokno CV Cak, opo gak muspro,” tanya Lek Sumo kembali.
“he he he, aku pengen ngetes tok Lek, gae bahan laporan nang kejaksaan tinggi gak usah muluk-muluk nang KPK, masio ta aku krungu enek oknum kejaksaan tinggi seng bermain dalam setiap pengadaan di RSUD Njomplang, tapi aku jek berkeyakinan masih banyak penegak hukum yang memiliki nurani, mulakne tak jeguri pisan,” tambah Cak Besut.
“Oala sempel ancene, yo wes ati-ati Cak, mugo-mugo seng dadi karep sampean iso diijabahi karo pangeran, aku sebagai konco cuma iso ndukung karo melok dungo,” ujar Man Gondo yang langsung diamini oleh segenap peniukmat kopi Yus Rus pagi itu. Sembari meninggalkan warung kopi Rusmini, seperti biasa Cak Besut pun melemparkan parikan milik nya

Jare Cak Besut :

Bukan semut sembarang semut
Terasa sakit menggigit lengan
Jangan pungut sembarang pungut
Nanti bisa tertangkap tangan

* Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Tim Redaksi FN