FaktualNews.co

Pengakuan Pengoplos Miras Berujung Maut di Trenggalek

Kriminal     Dibaca : 1318 kali Penulis:
Pengakuan Pengoplos Miras Berujung Maut di Trenggalek
FaktualNews.co/Suparni PB/
Tersangka Hadi Suwito saat mempraktekan mengoplos miras yang menewaskan tiga orang warga di Trenggalek

TRENGGALEK, FaktualNews.co – Pesta minuman keras (miras) oplosan yang mengakibatkan tewasnya tiga orang di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur sampai saat ini masih dalam proses pengembangan pihak kepolisian. Dari lima tersangka yang diamankan Polres Trenggalek, terdapat satu residivis yang juga merupakan pelaku pengoplosan miras.

Tersangka pengoplos miras yakni Hadi Suwito (46) warga Desa Janti Kecamatan Papar Kabupaten Kediri. Ia mengaku bahwa telah melakukan aksinya sekitar 10 tahun, dengan mengoplos miras untuk selanjutnya di kemas menggunakan botol kemasan miras ternama.

Hadi mengaku, ia mengoplos sendiri dengan membeli bahan baku di toko kimia. Seperti membeli alkohol, air mineral dan esense atau sejenis aroma perasa. Kemudian, ia meracik sendiri miras oplosan yang kemudian dimasukan dalam botol miras merek ternama.

“Miras yang dibuat pesta di Desa Margomulyo itu merupakan oplosan saya. Prosesnya Alkohol dituang, untuk selanjutnya ditambah aroma atau perasa esense sesuai pesanan jenis minuman. Kemudian dicampur air mineral dan selanjutnya diaduk hingga bercampur. Jika cairannya sudah mengendap langsung dituangkan ke botol,” ucapnya.

Untuk menetapkan kadar alkohol yang di oplos, Hadi mengatakan bahwa melihat dari kadar alkohol minuman pesanan yang tertera. Sedangkan alkohol yang dibeli dari toko bahan kimia tersebut mengandung 98 persen.

“Jadi takaran untuk mencampur, alkohol satu liter setengah dan air mineral sebanyak satu liter, sedangkan untuk esense dicampurkan sekitar lima mililiter,” terangnya.

Hadi juga menuturkan, untuk air yang digunakan adalah air mineral kemasan toko. Karena jika dioplos menggunakan air yang langsung dari sumur atau mata air maka akan berubah warna.

“Cara membuat oplosan ini saya peroleh dari salah seorang di Kabupaten Kediri. Bersamanya saya melakukan pengoplosan selama 10 tahun,” tuturnya.

Ditambahkan Hadi, Untuk kegiatan ia membeli botol kosong dari berbagai merk terkenal seharga sekitar Rp 30 ribu per botol. Selanjutnya botol-botol tersebut diisi oplosan kemudian dikemas sesuai pesanan menggunakan label palsu dan menjualnya sekitar Rp 98 ribu.

“Dari hasil keuntungan penjualan saya, bersih perkarton isi 12 botol sekitar Rp 200 ribu. Dengan pesanan yang tidak tentu, namun biasanya kami pasarkan di cafe di wilayah kediri,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin