Soal Pemasangan Lambang Parpol, Bawaslu Jombang Akan Panggil Caleg Demokrat
JOMBANG, FaktualNews.co – Bawaslu Kabupaten Jombang, Jawa Timur bakal memanggil, oknum anggota Partai Demokrat. Upaya ini menyusul adanya dugaan pelanggaran kampanye yang dilakukan oleh pria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Jombang tersebut.
Dugaan pelanggaran itu yakni adanya lambang Partai Demokrat yang terpampang pada bangunan gapura Dusun Garu, Dusun Kedungboto, Desa Podoroto dan Dusun Jungkir, Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben.
Gapura tersebut dibangun dengan APBD melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Kabupaten Jombang atas rekomendasi dari program Jasmas (jaring aspirasi masyarakat) DPRD. Jasmas tersebut diduga melalui kendali oknum anggota Legislatif yang notabene merupakan caleg dari daerah pemilihan setempat.
Ketua Bawaslu Jombang, Ahmad Udi Masjkur, mengatakan upaya pemanggilan terhadap yang bersangkutan ini untuk kepentingan investigasi. Rencana ini akan dilakukan dalam dua sampai tiga hari kedepan untuk memastikan ada tidaknya pelanggaran kampanye didalamnya.
“Kami akan panggil dalam dua tiga hari kedepan untuk investigasi,kami akan melihat unsur kampanye program dan misinya,” tegasnya, Kamis (14/02/2019).
Dari hasil investigasinya itu, dikatakan Udi, Bawaslu selanjutnya akan melakukan kajian lebih lanjut. Bahkan tidak menutup kemungkinan, ada pihak lain yang akan dipanggil untuk dilakukan pendalaman. “Ini kan masih diduga mirip logo Partai Demokrat, jadi kami belum bisa bicara banyak soal ini,” ungkapnya.
Sementara, gambar yang diduga mirip lambang Partai Demokrat yang sempat terpampang pada bangunan gapura Desa Podoroto Kecamatan Kesamben, Jombang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu hingga saat ini masih menjadi perbincangan hangat publik.
Ini lantaran bangunan yang dididirikan dengan anggaran BK khusus Kabupaten Jombang berdiri dengan hasil tidak lazim.
Pada bagian tengah atas, nampak gambar yang mirip sebuah logo Parpol terpampang jelas. Gambar tersebut berbentuk bintang segitiga diduga mirip lambang Partai Demokrat. Namun dalam perkembangannya, gambar tersebut sudah ditutup dengan cat, karena menimbulkan polemik.
