BLITAR, FaktualNews.co – Jumlah penderita Demam Berdarah Dengeu (DBD) di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, hingga kini mencapai 354 kasus. Dari jumlah itu, lima orang diantaranya meninggal dunia.
Bahkan, Kabupaten Blitar menempati urutan kedua terbesar di Provinsi Jawa Timur terkait dengan serangan virus yang dibawa nyamuk aedes aegypti ini. Kendati demikian Pemkab Blitar belum memberlakukan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Korban meninggal dunia akibat DBD di Kabupaten Blitar berasal dari wilayah Kecamatan Sanankulon, Kademangan, Talun, Kanigoro dan Wates. Untuk mencegah agar kasus tidak semakin luas, dinkes berupaya memaksimalkan petugas lapangan di desa dan kecamatan.
“Setelah Kabupaten Kediri sebanyak 416 kasus dengan 12 diantaranya meninggal dunia, kasus DBD Kabupaten Blitar terbanyak kedua di Jawa Timur,” ujar Kasi Pengendalian Pemberantasan Penyakit Masalah Kesehatan Kabupaten Blitar Eko Wahyudi, Jumat (15/2/2019)
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) terus digencarkan. Juga fogging atau pengasapan terus ditingkatkan. Rutin seminggu sekali, fogging dilakukan serentak di seluruh kecamatan. “Upaya yang dilakukan diharapkan bisa mencegah penyebaran kasus DBD,” jelas Eko Wahyudi.
Sebelumnya Wakil Bupati Blitar Marheinis Urip Widodo sampai turun sendiri melakukan fogging ke masyarakat. Meski masih terkendali, kasus DBD di Kabupaten Blitar dalam kategori cukup mengkhawatirkan.
“Namun dibanding fogging, langkah paling efektif adalah meningkatkan PSN,” tukas Marheinis.