Nasional

Rumah Orang Tua Supriyadi di Blitar Dijual, Keluarga Ingin Dijadikan Museum

BLITAR, FaktualNews.co- Sebuah rumah bertulis Wisma Darmadi di Jalan Shodanco Supriadi Kota Blitar, hampir sebulan ini terpasang papan pengumuman untuk dijual. Rumah ini dulunya merupakan rumah orang tua pahlawan Supriadi yang memimpin pasukan PETA Blitar melawan penjajah Jepang.

Rumah dengan luas 856 meter persegi ini berisi memori keluarga Supriyadi yang tersimpan. Dan keluarga berharap kalau pembeli nantinya bisa memanfaatkannya menjadi museum.

“Dulu saya pernah ngobrol dengan ketua yayasan PETA di Jakarta Tinton Suprapto kalau rumah itu bagus untuk museum mengenal PETA. Dan saya dulu hendak menemui Walikota Blitar tentang rencana itu. Namun hingga saat ini belum terwujud,” ujar Suroto (80) adik tiri Pahlawan Supriyadi, kepada FaktualNews.co Jum’at (15/2/2018).

Suroto yang kini seorang diri mengurus dan menghuni rumah orang tua Supriyadi mengatakan kalau peringatan hari pemberontakan PETA yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari itu masih belum diungkap fakta-fakta yang perlu diketahui.

Seperti halnya jumlah korban warga Blitar yang meninggal akibat ikut memberontak melawan penjajah Jepang waktu itu. Menurut Suroto lebih dari seribu orang akibat perbedaan senjata milik penjajah yang lebih maju.

Untuk ini dia ingin, Pemerintah Kota Blitar yang berpotensi besar bisa mewujudkan idenya untuk menjadikan rumah orang tuanya itu menjadi museum.

“Sebab saat ini masih ada fakta-fakta tentang pemberontakan PETA yang masih ditutup-tutupi. Seperti kakak saya Supriyadi yang dalam sejarah dikatakan menghilang atau muksa, tapi keluarga menyakini kalau dia sudah mati melawan penjajah Jepang. Sebab sifat kakak saya itu pemberani dan tidak mungkin kakak saya lari,” ungkapnya.

Sedang di dalam rumah ini berisi foto-foto Supriadi, orang tuanya Raden Darmadi (Bupati Blitar tahun 1945-1947 dan 1950-1956), serta keluarganya. Juga rumah yang terdiri dari 6 kamar itu berisi mebel kursi, almari, dan tempat tidur kuno tahun ’45 itu masih terawat baik dijaga oleh Suroto.

“Saya sudah semakin tua jadi daripada tidak dihuni keluarga memutuskan untuk dijual. Kalau masalah harga tanyakan pada keponakan Sri Astuti yang kini bekerja di Disperindag, itu yang mengurusi,” ujarnya.

Sementara Sri Astuti saat dikonfirmasi membenarkan kalau dirinya merupakan keponakan Suroto dan juga cucu dari Pahlawan Supriyadi. Dan memang benar kalau keluarga menjual rumah itu dan dirinya yang mengurusi penjualannya.

“Iya benar. rumahnya dijual Rp 8 miliar bisa nego, luasnya 856 meter persegi,” ujar perempuan yang menjabat menjadi Plt Kepala Disperidag Kabupaten Blitar ini.