FaktualNews.co

Hakam Al Faqih, Pemuda Asal Mojokerto Penulis Novel ‘Aku Belum Merdeka’

Peristiwa     Dibaca : 2260 kali Penulis:
Hakam Al Faqih, Pemuda Asal Mojokerto Penulis Novel ‘Aku Belum Merdeka’
FaktualNews.co/Amanu/
Hakam Al Faqih, Pemuda Asal Mojokerto Penulis 'Novel Aku Belum Merdeka'

MOJOKERTO, FaktualNews.co – “Apa aku adalah seorang budak, Mas Bram? Tidak, Lisa! Kau adalah putri Bapak-Ibumu. Kau adalah hal yang berharga bagi orangtuamu, Lisa.

Tidak, Mas Bram! Aku adalah benar-benar budak! Kalau aku bukan budak, kenapa aku tidak boleh memiliki harapan dan cita-cita sendiri? Jawab Lisa dengan wajah yang basah dengan air mata, isak tangisnya pun sudah tak beraturan, menandakan rasa sakit yang luar biasa.

Ia merasa tak berharga sekali di mata orangtuanya, ia merasa kebahagiaannya dan kejelitaannya sebagai wanita dijual demi mendapatkan kekayaan untuk memperlancar visi-misi orang tuanya. Memang sungguh ironi, tapi begitulah kenyataannya.

Rumah yang berada di pojok gang buntu itu sepertinya belum merdeka. Meski rumahnya berada di tengah-tengah negara yang merdeka. Padahal bentuk rumahnya pun lumayan megah dan dikelilingi perekonomian yang cukup. Tapi Bram mengira seperti itu ketika dia melihat Felisa yang gelisah dan murung, di balik gemerlap kemewahan ia tak gembira. Itu sangat aneh.

Begitulah sedikit sinopsis Novel berjudul Aku Masih Belum Merdeka, karya Ahmad Hakam Al Faqih, mahasiswa asal Mojokerto, Jawa Timur. Kita semua tentu sudah sepakat bila buku merupakan jendela dunia, untuk memberikan asupan ilmu dan gagasan dalam pemikiran manusia khusunya kaum milenial saat ini, yang kian miris melihat fakta minimnya minat baca penduduk Indonesia.

Menumbuhkan minat baca bukanlah hal yang sulit, hanya saja perlu dilakukan sedini mungkin agar seseorang terbiasa dan menjadikan kegiatan membaca buku sebagai salah satu kebutuhannya. Khususnya menumbuhkan minat baca bagi kamu milenial saat ini, yang sebagian besar memilih mencopas bahkan mengutip kata-kata bijak karya orang lain.

Berbagai pelajaran pun telah di alami, mulai dari menjadi santri, mahasiswa hingga kini, aktif di dunia sosial. “Miris melihat konfilk yang melanda negeri ini, mulai dari konflik agama, suku dan golongan dan pemerintah pada gerakan politik praktisnya. Terlebih di saat adanya gerakan 212 pada 2016 lalu,” jelas Hakam Al Faqih.

Melalui riset tersebut Ahmad Hakam al Faqih pemuda asal Dusun Medali, Desa Medali, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto menuliskan buku berjudul “Aku Masih Belum Merdeka “. Melalui karyanya pemuda yang terbilang kekinian yang juga aktif di organisasi santri Mojokerto menyampaikan unek-uneknya dengan keadaan saat ini.

Melalu karyanya, Hakam berharap, agar para pemuda tidak mudah minder dengan suatu pendapat yang dirasa itu benar. Walaupum disekitarnya, tidak menganggap benar. Buku tersebut juga diharapkan bisa menumbuhkan rasa minat baca para pemuda.

“Buku ini saya tulis sejak 2016 lalu dengan membutuhkan waktu selama 8 bulan. Karena rsah melihat keadaan saat adanya gerakan 212 yang melibatkan ribuan massa di Jakarta,” imbuhnya.

Menurutnya, gerakan 212 adalah sebuah sudut pandang dimana suatu permasalahan yang dipaksa harus diselesaikan dengan banyak orang. Padahal di negara ini banyak orang pintar yang sejatinya bisa menyelesaikan dengan segelintir orang.

“Saat ada domostran menutupi hak personal yang akhirnya terkesan untuk menaggapi suatu masalah itu harus banyak orang, padahal secara logika, satu orang bisa menghadapi permasalahan kenapa harus mengunakan massa. Berawal dari situ, saya berusaha menganalogikan kedalam sebuah novel,” tutur pemuda kelahiran 1993.

Kata Hakam, miniatur sederhana dari suatu negara adalah keluarga. Sehingga jika di lihat dari situ, dalam sistem keluarga sudah pasti sudah terdapat aturan bagaimana menjadi keluarga, sama dengan negara juga sudah aturan bagaimana Indonesia menjadi negara yang sejahtera.

“Karena ketika membahas hukum selalu tumpang tindih, sama halnya hari ini yang cenderung mempermainkan hukum,” terangnya.

Dalam Novel tersebut, hakam menuliskan tetang kehidupan satu keluarga. Tak hanya itu, bahasa yang dilampirkan juga memberikan gambaran akan keadaan dan semangat pemuda-pemudi Indonesia dari sudut pandang masyarakat khususnya kalangan milenial di zaman digital. “Di zaman digital menulis itu sebuah solusi,” kata Hakam.

Sukses meluncurkan Novel berjudul “Aku Masih Belum Merdeka” Ahmad Hakam Al Faqih lulusan IAIN Kediri Jurusan Tafsir hadis ini, berencana bakal meluncurkan buku puisi yang ditulis bersama Cak Gingsul asal Blitar.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin