Kriminal

Usai Bunuh Istri dan Anaknya, Pria di Blitar Kumandangkan Adzan Sambil Telanjang

BLITAR, FaktualNews.co – Nardi (38) warga Desa Sumberurip, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang tega membunuh istrinya sendiri Sri Dewi (28) dan anaknya yang masih usia 7 bulan diduga depresi.

Dari penyelidikan sementara kepolisian, diduga pelaku ini sudah mengalami depresi sejak dua hari sebelum kejadian pada Sabtu (16/2/2018) malam pukul 19.30 tersebut.

“Diduga sudah depresi sejak dua hari lalu. Hingga pada malam kejadian setelah salat isya pelaku mengambil pisau dari dapur dan menusukkan berkali-kali pada tubuh istri dan anakknya,” ungkap Kasubbag Humas Polres Blitar, Iptu Burhanudin, Minggu (17/2/2019).

Burhan menunjukkan ciri depresi yang dialami pelaku terlihat pada malam pembunuhan. Padahal yang saat itu yang semula tenang dengan istri, ibu korban, dan saudaranya baru salat berjamaah. Namun tiba-tiba pelaku sudah memegang pisau dapur.

Saat sang istri bertanya kepada Nardi untuk apa pisau itu, membuat Nardi langsung melonjak kesetanan sambil berteriak menuju istrinya.

Istrinya yang lari dan menurup pintu dari luar ternyata tak bisa membendung serudukan Nardi dari dalam dan langsung menusuk sang istri berkali-kali.

“Sementara pelaku yang sudah menjatuhkan pisau terus meronta-ronta. Waktu berusaha dipegang oleh warga. Namun pegangan itu sempat terlepas. Kemudian pelaku melepas seluruh pakaiannya. Dalam keadaan telanjang bulat, pelaku berdiri di tengah jalan sambil adzan, warga hanya memantau pelaku dari jarak jauh,” jelas Burhan.

Untuk itu, kini kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku, yakni dengan mendatangkan dokter psikiatri untuk memeriksa kondisi kejiwaan korban. “Kita datangkan dokter psikiatri dari RS Bhayangkara Kediri, untuk mengetahui apakah pelaku punya gangguan kejiwaan,” jelasnya.

Dugaan depresi ini diperkuat oleh ketua RW, Hariono. Dia mengaku kalau dua hari sebelumnya sempat mendamaikan suami istri ini yang sedang marah-marahan.

“Iya kelihatannya cemburu. Istrinya terlalu mengekang suaminya. Suaminya dilarang keluar rumah dan juga dilarang untuk merokok,” jelas ketua RT 5 RW 4 tersebut.