Peristiwa

Sopir Kabur, Tetes Tebu PT CJI Ploso yang Tumpah di Jalan Gatot Subroto Itu Limbah?

JOMBANG, FaktualNews.co – Kecelakaan tunggal truk tangki yang mengangkut tetes tebu cair dari PT Cheil Jedang Ploso di Jalan Gatot Subroto, Kabupaten Jombang, menyisakan tanda tanya. Sebab, sopir truk tangki hingga saat ini masih buron.

Sopir truk tangki gandengan dengan nomor polisi (nopol) W 8380 UN yang belum diketahui identitasnya itu kabur setelah kecelakaan terjadi Senin 18 Februari 2019 sekira pukul 00.10 WIB. Belum diketahui apa yang mendasari sopir truk kabur.

Apakah karena persoalan muatan tetes tebu cair yang diangkut tumpah hingga membuat jalur nasional lumpuh, atau karena faktor muatan yang diangkut itu merupakan limbah. Yang pasti hingga kini, sopir truk tangki gandengan itu masih belum diketahui rimbanya.

“Sopir truk belum menyerahkan diri hingga saat ini. Untuk alasannya karena tidak mau bertanggungjawab. Kami sudah minta pengurus armadanya untuk menghadirkan,” ujar Kasat Lantas Polres Jombang, AKP Inggal Widya Perdana saat dikonfirmasi, Selasa (19/2/2019) malam.

Sementara itu, dilansir dari Wikipedia, tetes tebu cair atau yang bahasa lainnya adalah molase, merupakan produk sampingan atau limbah dari industri pengolahan gula tebu atau gula bit yang masih mengandung gula dan asam-asam organik. Kandungan sukrosa dalam molase cukup tinggi, berkisar 48-55% sehingga dapat digunakan sebagai sumber yang baik untuk pembuatan etanol.

Tetes tebu didapatkan dari hasil pemisahan dengan kristal gula pada pengolahan gula tebu. Proses pengolahan diawali dengan penggilingan tebu untuk mengeluarkan nira mentah yang berbentuk jus, setelah itu nira mentah akan memasuki proses pemurnian untuk mendapatkan nira jernih dengan cara mengendapkan nira kotor, selanjutnya nira jernih memasuki proses penguapan yang bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi sampai dengan tingkat jenuhnya.

Sampai tahap ini nira kental hasil dari proses penguapan akan melalui proses pembentukan kristal gula melalui pemasakan, setelah kristal terbentuk dan melalui tahap pendinginan dilakukan pemisahan menggunakan alat pemusing dan penyaring sehingga didapatkan gula mentah dan tetes tebu.

Lantas apa hubungannya tetes tebu cair yang diangkut dengan CJI Ploso? PT CJI Ploso merupakan pabrik monosodium glutamate (MSG) terbesar di dunia. Perusahaan Pemilik Modal Asing (PMA) asal Korea Selatan ini memproduksi Lysine, Threonine dan MSG, dan sudah mendapat ISO 9000/22000.

Di Indonesia sendiri, MSG diproduksi dari fermentasi pati, gula bit, gula tebu, atau molase(Baca : https://food.detik.com/info-sehat/d-2985467/inilah-129-istilah-lain-dari-msg-yang-sering-digunakan-perusahaan-makanan). Sehingga, patut diduga tetes tebu cair yang diangkut truk tangki yang terguling itu merupakan limbah cari sisa produksi di perusahaan itu.

Tetes tebu mengandung kadar Natrium (Na) yang tinggi. Tanah dengan kadar Na tertukarkan tinggi (PNT > 15%) membawa akibat menurunnya stabilitas struktur tanah yang diikuti terdispersinya fraksi lempung dan menurunnya permeabilitas tanah. Di samping itu keberadaan Na mengakibatkan tanaman memerlukan tenaga yang lebih besar untuk menyerap air dari larutan tanah.

Pertumbuhan tanaman yang jelek pada tanah garaman terjadi karena perubahan sifat fisik tanah seperti timbulnya kerak di permukaan tanah dan ketahanan mekanis terhadap penetrasi akar. Sehingga molase ini dapat merusak struktur tanah, menyebabkan degradasi kesuburan tanah dan pada akhirnya dapat mengurangi kualitas dan kuantitas produk pertanian jika langsung disiramkan ke tanah.

Sayangnya, hingga saat ini, General Manager PT CJI Ploso belum bisa memberikan keterangan terkait dengan kejelasan tetes tebu cair yang tumpah usai truk tangki tujuan Blitar terguling di Jalan Gatot Subroto, Jombang beberapa waktu lalu. Upaya konfirmasi yang dilakukan melalui pesan whatsapp juga tidak mendapatkan respon.