Teknologi

TPA di Jember, Mampu Olah Sampah Plastik Jadi BBM

JEMBER, FaktualNews.co – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember , berhasil membuat teknologi terapan . Yakni mengolah sampah jenis plastik  menjadi bahan bakar minyak (BBM) setara bensin.

Alat tersebut berupa drum yang digunakan sebagai tempat memasak plastik dan di atasnya dihubungkan dengan pipa khusus untuk menampung hasil uap dari pembakaran plastik. Kemudian disuling dengan pipa lain yang dimasukkan ke dalam drum penampung air.

Penerapan teknologi pengolah sampah itu, diawali dari rasa keprihatinan semakin banyaknya sampah jenis plastik yang semakin menumpuk. Selain itu, semangat dari manajemen TPA Pakusari di bawah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jember untuk menerapakan konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle).

Koordinator Pengelolaan Sampah Kabupaten Jember, Muhammad Masbud menyampaikan, persoalan sampah plastik yang semakin hari bertambah, menjadi persoalan tersendiri.

“Permasalahan sampah plastik ini kan sulit terurai oleh alam. Bahkan butuh waktu berpuluh-puluh bahkan ratusan tahun untuk bisa terurai. Sehingga kita mencari literatur agar bisa diolah menjadi lebih bermanfaat,” kata Masbud saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (23/2/2019).

Sehingga pihaknya mencari informasi melalui media online, kata Masbud, tentang bagaimana memanfaatkan dan mengolah kembali sampah plastik.

“Lihat youtube, saya baru tahu uap dari sampah plastik yang dipanaskan hingga meleleh pada suhu sekitar 100 derajat lebih bisa dimanfaatkan menjadi BBM setara solar,” katanya.

Dimana uap tersebut disuling terlebih dahulu melalui pipa rekayasa yang direndam di air dingin. “Tapi kalau dua kali suling, setara premium. Karena pernah kapan hari dicek mahasiswa kimia di Unej, ronnya 80 selisih sedikit dengan premium yang 88,” ungkapnya.

Sehingga oleh pihaknya BBM hasil dari uap pembakaran plastik itu dimanfaatkan untuk digunakan pada alat-alat pemotong rumput dan alat operasional lain yang ada di TPA Kecamatan Pakusari.

“Untuk kendaraan bermotor, belum kami coba. Tetapi untuk menghasilkan yang murni, mungkin butuh proses lanjutan. Kita berharap ada perhatian pemerintah daerah,” tandasnya.

Lebih jauh Masbud menyampaikan, residu dari hasil pembakaran plastik tersebut juga nantinya akan diteliti lebih lanjut dan diolah menjadi paving.

“Tetapi masih proses ujicoba, masih kami proses lebih lanjut. Ya semoga dengan cara ini, sampah plastik benar-benar dapat memberikan manfaat lebih lagi. Tidak hanya jadi persoalan,” pungkasnya.