Ubah Ban Bekas Jadi Sofa, Pria Mojokerto Raup Jutaan Rupiah
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Bermodal kreativitas dan keuletannya, pria asal Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto berhasil meraup keuntungan mencapai ratusan juta hanya bermodal ban bekas.
Ia adalah Djanuri (40) Warga Dusun Gayaman RT 3 RW 1, Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto. Pria ini berhasil merubah ban bekas menjadi sesuatu benda bernilai jutaan rupiah.
Sudah setahun lalu ia menggeluti usaha atau pengerajin ban bekas. Benda itu disulap jadi berbagai benda ramah lingkungan. Seperti tong sampah, pot bunga, sofa maupun hiasan taman sekarang memiliki omzet mencapai Rp6 juta sampai Rp7 juta per bulan.
Menurutnya, ide awal ini muncul dari program pemerintah untuk melakukan penghijauan. “Warga membeli pot dari bahan semen ternyata tidak bertahan lama, kemudian saya lihat banyak ban berserakan, dan akhirnya saya olah menjadi seperti ini,” ungkapnya, Sabtu (23/2/2019)
Ban bekas biasanya hanya digunakan sebagai bahan bakar bata merah. Secara otodidak iapun belajar dari youtube kemudian dijual melalui teman. Ternyata respon pasar cukup bagus, ini lantas mengembangkan usaha yang dirintisnya itu.
Untuk hasil karyanya sendiri lanjut Djanuri banyak diminati oleh sekolah hingga desa-desa yang sedang mengadakan penghijauan.
“Untuk bahanya sendiri, semua jenis ban, mulai dari ban sepeda motor hingga truk tapi untuk ban sepeda motor lebih ke ban belakang karena lebih besar sehingga luas. Ban bekas bagian luar yang digunakan,” katanya.
Selain tong sampah, sofa dan pot bunga, ia juga bisa memenuhi pesanan sesuai permintaan. Seperti ayunan dan hiasan taman (tulisan, tempat duduk karakter binatang, red). Menurutnya, bahan dasar tersebut cukup mudah ditemukan sehingga tidak sampai mencari dari luar Mojokerto.
“Ban bakas ini saya dapat dari beberapa tambal ban di pinggir jalan. Untuk harganya, ban motor Rp1 ribu per biji bisa jadi satu pot bunga dengan harga Rp30 ribu. Ban mobil Rp3 ribu sampai Rp5 ribu per biji tergantung ambilnya. Bisa diolah jadi sofa, pot bunga dan tempat sampah,” tuturnya.
Satu ban jadi satu pot bunga seharga Rp70 ribu, tempat sampah Rp95 ribu, sofa 350 ribu. Satu set sofa seharga Rp1 juta, isi dua kursi dan satu meja. Djanuri menjelaskan, cara pembuatan barang ramah lingkungan tersebut cukup dengan membalik ban bekas. Kata Djanuri, untuk pembuatan sendiri, yang pertama adalah merangkai dulu jenis perabotan yang akan digunakan.
“Seperti pot bungga, caranya sangat mudah, Dipotong dengan bentuk bergelombang, potongannya ditaruh dibawah jadi tidak ada yang tersisa. Setelah jadi dicat menggunakan cat besi dan tembok biar cepat kering, setelah itu baru dilukis dan dijemur selama satu hari,” jelasnya
Saat ini, ia dibantu lima orang karyawan untuk melakukan pengecatan karena untuk pembuatan kerajinan tersebut ia kerjakan sendiri. Dirinya juga menuturkan, untuk pemasaran barang kerajinan miliknya, banyak yang melalui online dan reseller.
“Yang pesan mulai dari Jombang, Sidoarjo dan Malang. Namun karena banyaknya barang kerajinannya yang sudah mulai rusak, sehingga saat ini kami membuka reparasi,” tuturnya.
“Untuk reparasi baru setengah tahun, kalau beli baru tempat sampai sampai Rp95 ribu tapi untuk reparasi menjadi baru lagi cukup Rp30 ribu. Karena kalau menjadi sampah juga susah memusnahkannya, harus dibakar tapi kalau direparasi bisa jadi baru lagi,” paparnya.
Untuk keuntungan sendiri, dirinya bisa meraup keuntungan bersih sampai 80 persen dari biaya produksi karena memang bahannya cukup murah dan mudah dicari.
Daya tahan barang kerajinan dari ban bekas, tegas Djanuri, cukup lama. Yakni sekitar lima tahun. Dalam setiap minggu, ia mengaku rata-rata bisa mengerjakan 15 pot bunga, 10 sampah dan 2 set sofa dengan omset Rp6 juta hingga Rp7 juta per bulan.