JEMBER, FaktualNews.co – Kebutuhan akan stok darah dalam penanganan medis diketahui sangat penting. Bahkan jika dipersentase, kebutuhan akan kantong-kantong darah tersebut sekitar 2 persen dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Namun demikian, kesadaran masyarakat akan berdonor darah sangat rendah. Sehingga terkadang ditemui sejumlah kasus kekurangan darah golongan tertentu.
Oleh karena itu, Perhimpunan Dokter Tranfusi Darah Indonesia (PDTDI) selalu menghimbau masyarakat untuk berkenan mendonorkan darahnya demi kemanusiaan.
“Dengan kesediaan berdonor darah, tentu berpengaruh terhadap stok darah. Sehingga kami berharap masyarakat dengan kesadaran tinggi mendonorkan darahnya secara ikhlas dan suka rela untuk kemanusiaan,” kata Sekjen PDTDI dr. Muhammad Aditya, Rabu (27/2/2019).
Aditya menyampaikan, terkait persoalan kekurangan darah, sebenarnya tidak hanya terjadi di Kabupaten Jember. “Hampir di setiap daerah memiliki persoalan yang sama. Bahkan terkait kekurangan darah jenis tertentu, juga dilakukan solusi dengan membentuk komunitas khusus,” katanya.
Sehingga pihaknya terus mendorong masyarakat untuk peduli dengan sesama, apalagi terkait kemanusiaan. “Sesuai dengan hitungan WHO, kebutuhan suatu daerah itu tidak banyak, sekitar 2 persen saja dari kebutuhan penduduk,” ungkapnya. Tetapi terkadang dari nilai persentase tersebut, kurang memenuhi syarat, sehingga perlu ditambah.
Sehingga jika hal itu dilakukan, persoalan kekurangan stok darah bisa selesai. “Contoh di Jepang dan Korsel, kepedulian untuk jadi pendonor, ada 10 persen yang bersedia mendonorkan darah. Indonesia dengan hampir 250 juta penduduk, gak sampek 1 persen yang peduli. Jadi PR kita masih banyak,” tandasnya.