Politik

Potensi Golput Santri Jombang Tinggi, KPU Harus Jemput Bola

JOMBANG, FaktualNews.co – Tingginya potensi golput (golongan putih) di kalangan santri dalam gelaran Pemilu 2019 ini, mendapat sorotan dari beberapa kalangan.

Terkait itu, salah satu pengasuh PPDU (Pondok Pesantren Darul Ulum) Rejoso, Peterongan, Jombang, Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans ikut angkat suara.

Hal itu menyusul masih minimnya santri yang mengurus dokumen pindah memilih atau form A-5. Sehingga jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPTb) di KPU Jombang masih jauh dari estimasi jumlah santri yang memiliki hak suara.

Menurut Gus Hans, sudah selayaknya KPU pro-aktif dalam permasalahan tersebut, sehingga hak santri untuk menyalurkan suara dalam pesta demokrasi lima tahunan tidak hangus.

“Untuk di lingkungan PPDU, kami sudah mengingatkan pengurus asrama agar memberitahu santri luar daerah yang mencoblos di Jombang, segera mengurus form A-5,” kata Gus Hans, Kamis (28/02/2019).

Wakil Ketua Pengurus Wilayah ISNU (Ikatan Sarjana Nadlatul Ulama) Jawa Timur ini menambahkan, di PPDU terdapat 12 ribu santri. Dari jumlah itu, sebanyal 9 ribu yang tinggal di pesantren. Dimana santri yang mempunyai hak pilih diperkirakan mencapai 3 ribuan.

“Sebagai pengasuh, kami akan memberikan izin jika mereka pulang kampung untuk mencoblos. Namun bila para santri tidak pulang kampung, maka secara otomatis harus mengurus form A-5 atau pindah memilih. Jika tidak dua-duanya, berarti ada 3 ribu suara yang berpotensi hilang,” ujarnya.

Padahal, lanjut Gus Hans, di Jombang terdapat banyak pesantren. Dengan begitu, potensi suara santri yang golput bisa mencapai belasan ribu.

“Makanya, KPU sebagai penyelenggara pemilu harus pro-aktif dalam permasalahan ini,” katanya.

Dia menambahkan, berdasarkan data yang ada di Kemenag, jumlah santri secara nasional mencapai 3 juta orang. Dari jumlah tersebut, terdapat 1,5 juta yang sudah memiliki hak pilih.

“Jika hal itu dibiarkan, maka ada 1,5 juta suara yang akan terbuang percuma,” sambungnya.

Hal senada juga disampaikan oleh anggota komisi X DPR RI, Surya Alam. Diapun berharap, KPU bisa berupaya jemput bola untuk meminimalisir tingginya angka golput di usia milenial ini.

“Kalau KPU tahu datanya ya datangi pesantren yang ada, untuk jemput bola,ini strategi yang menurut saya KPU harus lakukan, “kata Surya Alam.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada pleno penetapan DPTb (Daftar Pemilih Tambahan) tahap pertama beberapa waktu lalu, KPU Jombang mencatat sebanyak 868 pemilih yang dicatat sebagai pemilih pindah domisili di Jombang atau dengan form A5.

Padahal, jumlah pesantren di Jombang mencapai 300 dengan estimasi santri yang memiliki hak suara mencapai belasan ribu.