Wisata

Keindahan Ranu Grati Pasuruan Pikat Hati Wisatawan

PASURUAN, FaktualNews.co – Danau Ranu Grati yang berada di Desa Sumberdewasari, Desa Ranuklindungan, Desa Gratitunon, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, merupakan obyek wisata alam dengan luas 107 hektar dengan latar belakang pegunungan Tengger. Eksotisme Danau Ranu menjadi daya tarik sendiri para wisatawan.

Tempat wisata ini memang ini cocok bagi Anda yang senang berpetualang, baik secara individu, keluarga dan rombongan. Selain bisa menikmati panorama alam juga bisa memancing, bersepeda air ataupun naik perahu wisata mengelilingi danau dilengkapi aneka permainan anak.

“Selain buat memancing juga ada tempat buat mainan anak-anak,” ujar Oci, pengunjung asal Kota Pasuruan, Minggu (3/3/2019).

Untuk menuju ke lokasi hanya butuh waktu sekitar 30 menit perjalanan atau sekitar 20 km dari pusat Kota Pasuruan. Anda bisa menikmati eksotisme danau yang memikat yang penuh legenda dan misteri akan cerita rakyat yang hingga saat ini tak hilang akan cerita mistis.

“Iya konon katanya danau ini ada cerita yang melegenda sampai sekarang,” katanya.

Bahkan di tempat ini banyak terdapat keramba apung sebagai tempat budi daya ikan air tawar seperti Gurami, Nila Merah, Mujaer, Wader dan ikan Lempuk dapat dibeli dari nelayan. Warga sekitar khususnya nelayan yang punya usaha keramba memanfaatkan area danau untuk budi daya. Usaha ini justru mampu menopang perekonomian warga.

Selain itu, tiap tahunnya Ranau Grati menggelar acara ‘distrikan’ kegiatan adat masyarakat setempat berupa upacara larung sesaji kepada Tuhan yang Maha Esa. Kegiatan tradisi larung sesaji lebih dikenal dengan istilah distrikan, dimana merupakan potensi wisata yang harus dilestarikan, lantaran merupakan tradisi turun temurun.

Khususnya untuk menghormati kepercayaan para leluhur Ranu Grati, akan penunggu danau yang dikenal sebagai Baru Klinting, sesosok dewa yang berwujud ular besar. Meski kebanyakan warga adalah muslim, tapi mereka tetap melaksanakan ritual yang sama dengan pendahulu-pendahulunya.

Karena mau tak mau, mereka telah memberikan kontribusi yang banyak untuk keberlangsungan Ranu Grati.”Kami juga telah mengetahui legenda tentang Baru Klinting atau sang penjaga danau ranu, di mana kalau setiap malam syuro pasti ada salah satu warga yang melihat penampakan seperti ular besar di tengah-tengah ranu,” ujar Yuslimu Zainal tokoh masyarakat sekitar Ranu.

Selain untuk meneruskan kepercayaan para nenek moyang sekitar Ranu Grati, tradisi distrikan juga dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, dan memohon keselamatan saat bekerja. Upacara Distrikan upacara distrikan diibaratkan sebagai ungkapan permohonan warga nelayan keramba yang berdekatan dengan Danau kepada sang pencipta.

Sementara itu, ritual Larung Sesaji sendiri diawali dengan tradisi doa bersama bersama pemuka agama setempat, serta diikuti oleh para nelayan dan warga yang menyaksikan. Tak lupa, pakaian yang dikenakan oleh para nelayan pun tak sama dengan ketika mereka beraktifitas di sekitar Ranu Grati.

Kebanyakan para nelayan sengaja menyimpan pakaian adat yang dipakai pada tahun sebelumnya, sebab dirasa masih bagus dan layak untuk dikenakan dalam momen larung sesaji di Ranu Grati. Dalam doanya, mereka berharap dilarungnya sesaji yang disediakan, seyogyanya kesejahteraan akan datang kepada warga yang menggantungkan hidupnya dari Danau Ranu Klindungan.

Barulah, setelah doa berakhir, sesajen yang terdiri dari berbagai macam makanan berupa nasi tumpeng warna putih, kuning, hijau dan hitam, maupun ayam dan bebek yang masih hidup, kemudian diarak bersama-sama oleh warga yang mengenakan pakaian tradisional khas jawa (pakaian yang merupakan tradisi warga sekitar).

Untuk selanjutnya menuju tengah danau Ranu, guna mempersembahkan semua sesaji dan hasil bumi, kepada penunggu danau Ranu Grati. Untuk menuju ke ranu, para nelayan tersebut menggunakan perahu naga yang sudah dihias sedemikian rupa hingga tampak cantik dan berwarna-warni. Hal ini dilakukan sekaligus sebagai daya tarik wisata.