FaktualNews.co

Peringatan Serangan Umum 1 Maret di Yogya, Digelar Drama Kolosal

Peristiwa     Dibaca : 1085 kali Penulis:
Peringatan Serangan Umum 1 Maret di Yogya, Digelar Drama Kolosal
FaktualNews.co/istimewa
Drama Kolosal di Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta. perangitan Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dipimpin Letkol Soeharto.

YOGYAKARTA, FaktualNews.co – Dentuman suara mirip bom dan senjata api terdengar keras di Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta. Terlihat pasukan tentara Republik Indonesia melakukan serangan di markas Belanda di jantung kota.

Itu adalah sepenggal cerita mengenai peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 yang dipimpin Letkol Soeharto. Titik serangan di Banteng Vredeburg yang saat ini jadi markas Belanda.

Peristiwa bersejarah ini diperagakan dalam aksi teatrikal oleh 300-an orang dari Komunitas Djokjakarta 1945 bersama para peminat sejarah, instansi terkait seperti Dinas Kebudayaan DIY dan Korem 072 Pamungkas.

Teatrikal tersebut diawali percakapan Raja Keraton Yogyakarta saat itu, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) IX, dengan Letkol Soeharto. Digambarkan Sultan memanggil Soeharto untuk merencanakan serangan mendadadk kepada Belanda untuk menunjukkan bilaa RI masih ada.

“Belanda menganggap Republik sudah tidak ada, dan TNI dianggap ekstremis. Itu adalah kebohongan dan progpaganda Belanda di dunia internasional,” ucap aktor yang memerankan peran Sri Sultan HB IX di dalam teatrikal itu, Minggu (3/3/2019).

“Akhir bulan ini PBB akan meninjau dan mensurvei serta bersidang menentukan nasib Republik ini. Saatnya lah kita tentukan kalau Republik ini masih ada. Pak Harto…,” sambung Sultan.

“Inggih sinuwun,” jawab aktor yang memerankan Letkol Soeharto.

“Apakah bisa dilakukan serangan-serangan serempak dan besar-besaran di Kota Yogyakarta?,” tanya Sultan.

“Nuwun sewu, kersanipun sinuwun?,” tanya balik Soeharto, menegaskan.

“Iya, serangan besar-besaran terencana dan mendadak yang menguasai kota dilakukan di siang hari. Apakah Pak Harto sanggup?,” ucap Sultan.

“Sanggup sinuwun. Nuwun sewu, apa yang dipenggalih sinuwun,” jawab Soeharto.

“Saya mempunyai rencana, TNI bisa masuk dan menguasai tempat strategis seperti Stasiun, Malioboro, dan Vredeburg. Supaya Dewan Keamanan PBB tahu bahwa Republik masih ada. Menguasai Yogya selama enam jam saja, untuk antisipasi bantuan Belanda terutama dari Semarang. Apakah Pak Harto sanggup?,” tutur Sultan.

“Sanggup sinuwun,” timpal Soeharto.

“Baik, laksanakan,” perintah Raja Keraton Yogyakarta itu.

“Inggih sinuwun,” jawab Soeharto.

Setelahnya Pasukan Republik yang dipimpin Soeharto melancarkan serangan tepat tanggal 1 Maret 1949. Pasukan Belanda yang menguasai Yogyakarta sejak agresi militer Belanda II dipaksa mundur. Tempat-tempat strategis berhasil dikuasai balik oleh Republik.

Sesuai prediksi Sultan HB IX, dampak SU 1 Maret ini begitu terasa bagi pihak Belanda. Belanda yang semula menyatakan di dunia internasional bahwa Republik telah sirna tak bisa berbuat apa-apa. Faktanya Pemerintah Republik tetap ada, dan TNI terus melawan.

Ketua Umum Komunitas Djokjakarta 1945, Eko Isdianto, mengatakan teatrikal yang diperagakan dalam aksi ini tidak dibumbu-bumbui. Dia memastikan tidak ada perdebatan atas versi sejarah yang dipertotonkan dalam teatrikal ini.

“Kita mengambil jalur Malioboro (dalam aksi teatrikal) karena memang di situ dulu terjadi titik inti serangan umum, yaitu di Hotel Tugu, Hotel Garuda, dan Benteng Vredeburg. Selain di titik-titik yang lain. Jadi inti serangannya memang di situ,” jelasnya.

Teatrikal SU 1 Maret 1949 di Titik Nol KM ini adalah yang pertama digelar di Yogyakarta. Sebelum-sebelumnya aksi teatrikal serupa hanya dilangsungkan di halaman Banteng Vredeburg. Ada alasan tersendiri mengapa aksi teatrikal dipindahkan ke Titik Nol KM.

“Ini kita dengan semua stakeholder bersepakat untuk membesarkan (peristiwa) serangan umum 1 Maret melalui kajian akademis, melalui literasi dan kajian-kajian yang sudah dilakukan untuk menaikkan serangan umum 1 Maret menjadi Hari Nasional,” tutupnya.

 

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin
Sumber
detik.com
Tags