LAMONGAN, FaktualNews.co – Sebanyak delapan ogoh-ogoh disiapkan untuk menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1941, di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan atau yang juga dikenal dengan Desa Pancasila.
Pemangku Pura Sweta Maha Suci, Desa Balun, Ngarijo, mengatakan 8 ogoh-ogoh tersebut tidak semuanya dibuat oleh umat Hindu, namun juga dibantu oleh umat Agama lain.
“Yang dibuat umat Hindu ada 5 ogoh-ogoh, 3 berukuran besar dan yang kecil 2. Dan juga dibantu pemuda umat Islam, pemuda Kristen sama LA Mania ada 3 ogoh-ogoh,” ungkapnya, di sela proses pembuatan ogoh-ogoh di Pura Sweta Maha Suci, Desa Balun, Senin (4/3/2019).
Ngarijo mengaku, selain dikerjakan di Pura, proses pembuatan ogoh-ogoh ini juga dikerjakan di rumah warga, dengan memakan waktu kurang lebih dua bulan.
“Mulai Januari, karena musim hujan, jadi nggak bisa maksimal kerjanya,” ujar Ngarijo.
Menurut Ngarijo, meskipun Hari Raya Nyepi adalah kegiatan Agama Hindu, namun umat Agama lain sudah terbiasa saling menghargai dan saling membantu jika ada kegiatan keagamaan.
Dijelaskannya, jika ada acara agama kristen dan agama Islam, umat Hindu juga ikut membantu. “Di sini memang toleransinya bagus, saat Nyepi, setelah adzan speaker masjid langsung dimatikan, kalau malam, setelah salat lampu juga langsung dimatikan, begitu juga dengan umat Kristen,” tuturnya.
Untuk Hari Raya Nyepi tahun ini, kata Ngarijo, mengambil tema “Melalui Catur Brata penyepian, kita sukseskan Pemilu 2019” dengan saling memberikan toleransi dan menghormati satu sama lain meskipun berbeda pandangan, pendapat, dan pilihan.
“Harapannya, ke depan bangsa Indonesia ini bisa aman tentram dan damai,” ungkapnya.