Advertorial

Antusias Warga Tinggi, Wabup Blitar Harap Pawai Ogoh-ogoh Jadi Destinasi Budaya

BLITAR, FaktualNews.co – Menjelang Hari Raya Nyepi di Kabupaten Blitar sudah menjadi agenda rutin upacara Tawur Kesanga atau yang lebih dikenal warga sebagai pawai Ogoh-ogoh.

Acara ini selalu ramai, seperti terlihat pada Rabu (6/3/2019) sedari pagi warga sudah berjejer di pinggiran jalan Kota Kecamatan Wlingi untuk menonton arak-arakan ogoh-ogoh.

Tahun lalu titik awal pemberangkatan ada di RTH Taman Idaman Hati Wlingi, sedang tahun ini berada di Lapangan Beru Kecamatan Wlingi. Sebab peserta pawai Ogoh-ogoh kali ini lebih banyak sekitar 56 peserta.

Upacara Tawur Kesanga ini juga dihadiri jajaran Forpimda Kabupaten Blitar. Dengan secara simbolis pemberangkatan dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Blitar, Marhaenis Urip Widodo.

“Sangat luar biasa sekali. Dari tahun ke tahun selalu meningkat jumlah pesertanya. Rangkaian upacara menjelang Hari Raya Nyepi di Blitar ini selalu menarik perhatian masyarakat dan umat lain mulai dari Melasti di Pantai Jolosutro, Tawur Kesanga, lalu setelah ini akan ada lagi Dharmasanti di Canti Penataran,” kata Wabup Blitar, Marhaenis Urip Widodo, dalam sambutannya.

Marhaenis sangat mengapersiasi kepada warga Umat Hindu yang sudah bekerja keras hingga terwujud acara istimewa hari ini. Untuk itu tentunya pemerintah Kabupaten Blitar memberikan dukungan penuh.

Mengingat kegiatan pawai ogoh-ogoh ini juga memberikan dampak positif kepada masyarakat sekitar kecamatan Wlingi dengan datangnya wisatawan untuk menonton pawai ogoh-ogoh ini.

“Harapan saya tidak langsung menambah destinasi wisata Kabupaten Blitar. Saya yakin hari ini banyak wisatawan dari luar kota datang di Kecamatan Wlingi ini. Jauh-jauh hari lalu sudah banyak yang tanya ke saya kapan Pawai Ogoh-ogoh diadakan,” ujar Marhaenis.

Sementara, Ketua Panitia Upacara Tawur Kesanga, Yuliono mengatakan kalau pawai ogoh-ogoh ini dimaksudkan untuk menetralisir hawa negatif di bumi. Dengan cara ogoh-ogoh yang menyimbolkan buta kala atau sosok negatif bisa menyerap hawa negatif di jalanan yang dilalui.

Sehingga diharapkan pada esok hari saat hari Raya Nyepi umat Hindu bisa tenang dalam ibadah tapa brata tanpa gangguan hal negatif ini.

“Upacara ini selain untuk keagamaan juga sebagai wujud cinta tanah air kita. Di Melasti kita menyucikan air dan di Tawur Kesanga ini menyucikan bumi,” ujar Yuliono.

Dia juga mengatakan kalau rangkaian upacara ini bisa berjalan lancar tak lepas dari bantuan umat agama lain dengan semangat kebhinekaan membantu sesama.

“Seperti hari ini ada Banser, pemuda Kahtolik dan Kristen ikut melakukan pengaman. Ini merupakan wujud kebhinekaan dan kebersamaan,” pungkasnya. (*/adv/hms)