JOMBANG, FaktualNews.co – Sejumlah agen progran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan beberapa pihak terkait dikumpulkan di Polres Jombang, Jawa Timur. Upaya pihak polisi ini menyusul adanya beberapa kejadian sejumlah agen saldo uang miliknya di bank berkurang antara Rp 5 juta hingga Rp 10 juta.
Insiden ini akhirnya terkuak. Sebab setelah dilalukan audit oleh BNI selaku bank yang ditunjuk pemerintah dalam penyaluran program bantuan pangan ini, ternyata terdapat kelebihan pembayaran. Yakni, agen melakukan debit berkali-kali terdahap Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) dari Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Seperti yang diungkapkan Mochammad Sholeh, salah satu agen BPNT asal Desa Kepuhkajang, Kecamatan Perak, Jombang. Sholeh membenarkan jika sejumlah agen penyalur BPNT yang mengaku dananya di bank berkurang.
Terkait itu, Sholeh mengaku tidak mengetahui secara pasti apakah dalam kejadian ini ads unsur kesengajaan atau memang kekurang pahaman pihak agen itu sendiri.
“Iya memang ada agen yang dananya katanya tersedot. Namun, setelah dijelaskan oleh BNI tadi ternyata masalahnya menggesek (debit) berkali-kali yang ini tidak boleh. Entah uangnya dipakai sendiri atau memang agennya tidak paham dengan sistem perbankannya , saya nggak tahu juga, “ungkap Sholeh, Jum’at (08/03/19).
Selain agen, hadir pula dalam pertemuan tersebut Kapolres Jombang,, AKBP Fadli Widiyanto, Kepala Dinas Sosial, M Saleh, sejumlah TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) serta perwakilan dari bank BNI.
Kapolres Jombang, AKBP Fadli Widiyanto, menjelaskan, terkait kejadian ini pihaknya berusaha meberikan fasilitas kepada semua pihak agar pada proses penyaluran BPNT ini tidak sampai terhambat.
Hasilnya seluruh agen menyepakati untuk kelebihan dana tersebut akan dikembalikan kepada BNI dengan cara yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
“Ternyata memang menggesekknya (debit) ini lebih dari satu kali. Sehingga tidak sadar mereka mengambil saldo milik KPM. Tadi ada yang memohon BNI agar pengembalian dana dilakukan pemotongan secara bertahap,Silahkan untuk yang terjadi demikian bisa meminta kepada BNI seperti apa sistem pengembaliannya, “ujar AKBP Fadli.
Dikatakanya, upaya konfirmasi ini dilakukan dengan melihat apakah kesalahan ini ada pada sistem di perbankan atau ada unsur lain.”Yang jelas banyak persoalan seperti misalnya signal kalau di pelosok, sehingga kasus sepeti ini muncul. Tetapi yang jelas hasilnya tadi BNI sudah sampaikan berjalan, “pungkasnya.