FaktualNews.co – Di era 60-an, Frank Zappa adalah satu-satunya dewa gitar yang tidak mau mengakui kehebatannya.
Frank Zappa kerap melompat genre, mengubah sound, menghadirkan kebingungan bunyi dan membangun konsep album aneh tanpa peduli pendengarnya.
Nama Frank Zappa melejit usai merilis debut album ganda Freak Out! (1966) bersama Mothers of Invention. Album tebal ini memuat berbagai sound. Seperti psychedelic, rock n’ roll, lirik satir, dan banyak lagi. Freak Out! melibas aturan industri musik saat itu, dan digemari kerumunan bawah tanah.
“Saya tak peduli jika perusahaan rekaman belum siap dengan karya saya. Saya tahu di luar sana ada yang ingin mendengarkan dan menyukainya. Kita tidak boleh berhenti berusaha karena orang-orang di perusahaan rekaman tidak memahami karya kita,” ucap Zappa, mengutip Rollingstone.
Miliki Label Sendiri
Setelah terkekang selama dikontrak MGM Records, gitaris jangkung ini mendirikan label rekaman Bizarre di tahun 1968. Zappa pun dikenal blak-blakan berbicara soal kebobrokan industri musik yang menyia-nyiakan musisi.
Pasca Mothers of Invention bubar pertama kali pada 1969 (kemudian bergabung kembali setahun berikutnya), Zappa menyusun formasi band pengiringnya dengan jajaran musisi terbaik.
Ia menjadi mentor untuk Steve Vai dan Alice Cooper. Nama-nama menakjubkan lain yang pernah mengisi formasi Mothers of Invention adalah Terry Bozzio (drum), dan Adrian Belew (gitar).
Selain handal menyerap pengaruh musisi lain, Zappa punya dampak tersendiri di dunia musik. Pengaruhnya tersebar di berbagai album progressive, art dan experimental rock era 70-an dan 80-an.
Walau aktif bermusik, kehidupan pribadi Zappa tidak terganggu. Ia menikahi wanita bernama Gail sebelum merilis album debutnya, memiliki keluarga harmonis dengan empat anak sampai akhirnya ia tutup usia pada 4 Desember 1993.
Kestabilan rumah tangganya memungkinkan Zappa menuntut Warner Bros. Records atas kepemilikan rekaman master, menendang balik sensor lembaga PRMC, dan mendirikan label rekaman. Ia mengakali kecanduannya akan bekerja dengan membangun studio privat dan kantor pribadi di rumah.
Zappa dapat menghidupi diri sendiri dari musik. Baginya, cara terbaik adalah punya label rekaman sendiri daripada menunggu royalti datang.
Di tahun 1983, ia memenangkan tuntutannya pada perusahaan rekaman Warner Bros. Ia memperkarakan sistem penghitungan royalti yang membingungkan dan menganggap praktik ini sering terjadi di industri musik sejak dekade 60-an.
Ditemani istrinya, Zappa memiliki bisnis lain di luar label rekaman, di antaranya perusahaan video, penerbitan musik dan jasa pemesanan lewat pos. Mereka berdua menguasai seluruh unit usaha tersebut tanpa intervensi dari perusahaan besar dan raksasa industri musik.
Frank Zappa Penentang Sensor
Di sisi lain, ia pun dikenal sebagai penentang sensor. Pada 1985, Zappa bersaksi di hadapan Kongres AS ketika organisasi sensor PMRC (dipimpin Tipper Gore, istri wapres AS kala itu, Al Gore) ingin memberi peringkat ‘secara sukarela’ produk rekaman musik berdasarkan muatan liriknya.
Di bawah Barking Pumpkin, ia mengendalikan produksi rekaman dan pemasaran musiknya, sekaligus menjadi ujung tombak penentang sensor musik. Opininya juga disebarkan di berbagai wawancara, baik radio, surat kabar dan televisi.
Memasuki era 90-an, Frank Zappa didiagnosis menderita kanker prostat dan tak dapat disembuhkan lantaran sudah bertahun-tahun menghinggapi tubuhnya. Seketika ia berhenti bermusik, tapi tetap menulis komposisi klasik. Salah satu karya terakhirnya, The Yellow Shark dimainkan di beberapa pertunjukan di Eropa.
Zappa bersikeras bahwa pencapaian terbesarnya selama hidup adalah 60 buah album bersama Mothers of Invention. Ia tak pernah serius menanggapi penilaian pihak lain atas karyanya.
“Dikenang orang lain itu persoalan yang tidak penting. Mereka yang menghawatirkan hal tersebut adalah orang-orang seperti Reagan dan Bush. Mereka akan menghabiskan banyak uang, melakukan segala cara untuk memastikan agar mereka tetap diingat. Saya tidak peduli,” katanya.