FaktualNews.co

Doktrin Kiamat, Dibalik Eksodusnya Jemaah Musa As di Jember ke Malang

Peristiwa     Dibaca : 1648 kali Penulis:
Doktrin Kiamat, Dibalik Eksodusnya Jemaah Musa As di Jember ke Malang
FaktualNews.co/Ilustrasi/
Ilustrasi

JEMBER, FaktualNews.co – Tidak hanya warga di Ponorogo saja yang eksodus ke Malang, karena terkena doktrin kiamat. Di Jember ada sekitar 15 orang dari 8 kepala keluarga (KK) di Dusun Sumberejo, dan Desa Gunungsari, Kecamatan Umbulsari, eksodus ke Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Falahil Mubtadin Desa Sukosari, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang.

Sebelum berangkat, belasan warga itu menjual harta benda miliknya karena merasa tidak bermanfaat ketika kiamat akan datang pada tahun 2019 ini. Bahkan mereka mondok di ponpes tersebut, untuk mencari perlindungan dan selama kurang lebih selama 90 hari atau 3 bulan, menetap disana.

Diketahui berdasarkan penuturan warga, tokoh masyarakat yang mengajak sekitar 15 warga itu untuk eksodus ke Malang, diketahui bernama Ustaz Mudasir.

Menurut Kades Umbulsari Fauzi, sebelumnya belasan warga itu diajak Ustaz Mudasir ikut dalam Jamiyah Sholawat MUSA AS. Dimana kegiatan aliran tersebut, sudah berjalan 2 tahunan. “Kemudian muncul desas desus akan ada kiamat. Karena kebetulan ada saudara saya ikut aliran itu, dan menjual tanah miliknya, karena tidak berguna lagi jika kiamat,” kata Fauzi saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (15/3/2019).

Namun ada hal ganjil menurut Fauzi, pasalnya uang hasil penjualan tanah malah digunakan untuk membeli mobil. “Terus pamit ke saudara-saudara lainnya, dan 3 hari yang lalu pergi tanpa pesan ke Malang itu,” ungkapnya.

Fauzi juga menyampaikan, terkait sosok Ustaz Mudasir yang mengajak belasan warga itu untuk ikut Jamiyah Sholawat MUSA AS, dikenal sebagai orang yang bersosok agamis kuat. “Tapi saat saya mencari tahu tentang apa yang diajarkan aliran itu. Antara jamaah satu dengan lainnya, memiliki pemahaman berbeda. Aneh memang. Seperti alasan saudara saya tidak bekerja, dan menjual tanah karena kiamat, pengikut lainnya bilang, salah tafsir,” terangnya.

Namun meski demikian, mereka pengikut jamaah itu tetap berangkat ke Malang. “Bahkan tanpa kabar, dan mengajak keluarganya. Saya juga tahu, ada Bu Rini, sampai diancam cerai oleh suaminya jika tidak mau ikut. Hasil jual tanah Rp 80 juta, disisakan Rp 3 juta untuk urus cerai,” katanya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul
Tags