JEMBER, FaktualNews.co – Rini istri Misno jamaah Jamiyah Sholawat MUSA AS warga Dusun Gumukgadung, Desa Sumberejo, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember, minta dicerai suaminya. Pasalnya, ajaran yang dianut suaminya dinilai melenceng dari kaidah.
Bahkan yang membuat kekecewaan memuncak, anak semata wayangnya Pandi (26) yang baru pulang kerja dari Bali juga langsung diajak untuk mengikuti aliran agama tersebut.
“Saya pasrah dunyo habis (harta benda, red), pokok suami dan anak pulang. Tapi kalau terus bertahan, saya minta cerai,” ujar Rini dengan emosi saat dikonfirmasi wartawan, Jum’at (15/3/2019).
Emosi yang dirasakan Rini sangat memuncak, katanya, karena banyak harta benda habis, dan bahkan saat baiat dilakukan Ustad Mudasir, sikap dan perilaku suaminya berubah.
“Kecewa banget saya, karena suami saya pun berubah sikapnya. Bahkan sawah saya sampai digadaikan, Rp 10 juta untuk biaya berangkat ke Malang itu,” ungkapnya.
Dengan persoalan itu pun, Rini berharap suami dan warga lainnya yang ikut berangkat ke Malang untuk segera pulang.
“Apalagi terus anak kami diajak juga. Padahal baru pulang dari Bali bekerja. Saya berharap semua kembali normal. Kehidupan keluarga kami menjadi baik,” tuturnya berharap.
Lebih jauh diketahui, setelah sebelumnya diketahui ada sekitar 15 warga yang menjadi pengikut Jamiyah Sholawat MUSA AS, berdasarkan data yang dihimpun kantor Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember, warga yang menjadi pengikut total menjadi 23 orang. Jamaah tersebut terpusat ada di Dusun Gumukgadung, Desa Sumberejo.
Sebagai langkah antisipasi untuk meminimalisir keresahan warga, nantinya tokoh Jamiyah Sholawt MUSA AS, Ustad Mudasir, akan dimintai keterangan dan klarifikasi terkait kegiatan agama yang dilakukan.
“Dari data yang kami himpun, ada sebanyak 23 warga yang ikut jamaah tersebut,” kata Camat Umbulsari, Firaz Chalid saat dikonfirmasi wartawan.
Namun kegiatan yang dilakukan jamaah tersebut dirasa masih normal, kata Firaz. Karena dzikir dan salawat yang dilakukan sama seperti pada umumnya.
“Kami menghargai perbedaaan agama. Kenapa terkait hal ini menjadi viral? Karena kegiatan (agamanya) tertutup, dan meresahkan,” katanya.
Sehingga sebagai langkah antisipasi, nantinya akan dilakukan pendekatan ke tokoh jamaah tersebut. “Akan kami dekati, dan komunikasikan, kami minta agar lebih terbuka dan mungkin bisa kembali ke ajaran yang benar,” katanya.
Lebih lanjut Firaz menyampaikan, terkait tersebarnya ajaran tersebut, biasanya dilakukan dengan pendekatan ke rumah. “Secara door to door, jadi mendekati langsung, dan biasanya ada baiat yang dilakukan. Tetapi kita akan perhatikan agar tidak menyebar yang tidak-tidak,” tandasnya.