Santer Isu Kiamat, Polisi Jombang Bakal Gandeng MUI Beri Pencerahan
JOMBANG, FaktualNews.co – Polres Jombang, Jawa Timur mulai melakukan investigasi menyusul beredarnya isu kiamat yang terjadi di Desa Pakel Kecamatan Bareng, kabupaten setempat. Selain memastikan kebenaran adanya doktrin terkait isu tersebut, upaya ini dilakukan untuk mengangisipasi banyaknya korban yang termakan isu menyesatkan ini.
Kapolres Jombang, AKBP Fadli Widiyanto mengatakan, selain investigasi, pihaknya juga akan meggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam upaya penjelasan maupun pencerahan kepada masyarakat.
“Kami akan perintahkan kapolsek dan jajaran Intelkam untuk cek kebenaran info ini.Jika benar kami akan menggandeng MUI untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat,” ungkapnya, Jumat (15/03/19).
Kapolres Jombang, mengimbau kepada masyarakat agar tidak kegabah dan mudah terpengaruh adanya isu yang belum tentu kebenaranya. “Yang jelas kami akan cek kebenaranya dulu”, tegasnya.
Sebelumnya, isu kiamat yang menyebabkan puluhan warga asal Kabupaten Ponorogo,Jawa Timur pindah ke Malang ternyata juga terjadi di Jombang.
Beberapa warga di Dusun Jemparing Desa Pakel Kecamatan Bareng juga dikabarkan menjual rumah dan hewan ternak miliknya, karena doktrin kiamat tersebut. Bahkan, ada satu keluarga yang dikabarkan sudah pindah dan menetap ke salah satu Pondok Pesantren di Kecamatan Kasembon, Malang.
Yakni Fatihin, dimana rumahnya di Desa Pakel sudah ditinggalkannya srjak dua bulan lalu bersama istri dan tiga anaknya. Rumah berukuran 37 x 7 meter miliknya itu dia jual kepada keponakanya seharga 50 juta rupiah. Bahkan, dua ekor sapi miliknya juga dijual dengan harga cukup murah yakni 16 juta.
“Trus kakak saya takut dengan kabar kiamat itu dan pengen mati dan hidupnya ada di Pondok itu karena katanya yang ada pertolongan hanya di Pondok itu akhirnya sisa harta yang bisa dicairkan cuma rumah ini terus kesana. saya dengan dijual 50 juta, menurut saya ya nggak wajar,” ujar, Achmad Burhani, adik kadung Fatihin.
Setelah itu, Fatihin bersama istri dan tiga anaknya nekat boyongan ke sebuah Pondok Pesantren ke Desa Sukosari Kecamatan Kasembon, Malang.
Hal yang sama juga terjadi terhadap dua warga lain di Desa Pakel. Namun hingga saat ini proses penjualan masih dalam tahap negosiasi. Yakni Sajidin dan Ridwan. Sajidin memiliki seorang istri dan tiga anak, sedangkan Ridwan memiliki istri dan seorang anak.