Menggenal Laksamana Tangguh Korsel, Yi Sun Shin
FaktualNews.co – Laksamana tangguh dari Korea Selatan, Yi Sun Shin dibesarkan dalam keadaan ekonomi keluarga yang kurang baik. Semenjak kakek dari Yi Sun Shin terlibat dalam pembersihan Raja Jungjong, ayah dari Yi Sun Shin berhenti mencari pekerjaan yang tidak berhubungan dengan pemerintahan dan pindah ke Asan tempat keluarga ibu Yi Sun Shin.
Yi menikah pada usia 21 Tahun dan dikaruniai 3 putra dan 1 putri. Memasuki bidang militer ketika usia 22 tahun menjadi pilihan yang berat karena militer terasa asing bagi keluarganya yang berpandangan kesusateraan sebagai tradisi.
Setelah 6 tahun selanjutnya pada tahun 1572 Yi Sun Shin melalui ujian militer dan terjatuh dari kuda yang mengakibatkan kaki kirinya patah. Selama 4 tahun kemudian Yi kembali mengulang ujian militer dan berhasil lulus dalam ujian itu pada usia 32 tahun.
Pada awal masa penugasan Yi sebagai perwira militer Yi dikenal sebagai pribadi yang tangguh, berani, disiplin, juga tegas dan tidak mau berkompromi dalam menjalani prinsipnya. Inilah yang membuat Yi Sun Shin tersendat dalam karier awalnya karena banyak atasan dari Yi tidak menyukai sikapnya yang tegas dan tidak mau berkompromi. Bahkan, Yi pernah menjadi prajurit kelas bawah karena fitnah yang menimpanya
Ketika perang tujuh tahun hampir terjadi Yi Sun Shin diangkat menjadi Komandan Stasiun Angkatan Laut Kiri Jeolla berkat teman masa kecilnya yaitu perdana menteri Ryu Seong-ryeong. Selama masa jabatan menjadi komandan angkatan laut Jeolla, Yi membenahi sistem administrasi, meningkatkan persenjataan, mendidik para pelaut, dan menyelesaikan pekerjaan kapal kura-kura dan selesai sehari sebelum Jepang mendarat.
Sebelum perang terjadi, Dinasti Joseon di Korea mengalami kegoncangan politik dan ekonomi yang berdampak pada bidang militer sehingga keadaan negara terancam. Di lain tempat, Toyotomi Hideyoshi berhasil menyatukan dan merencanakan invasi terhadap negara-negara tetangganya sehingga dapat sepenuhnya memegang kendali kekuatan Daimyo.
Beberapa pertempuran yang terkenal dan membuat Jepang menemui kekalahan ketika bertemu pasukan angkatan laut yang dipimpin oleh Yi Sun Shin yaitu pertempuran Myeongnyang, dan pertempuran Noryang. Pada perang pertama yaitu Myeongnyang Yi Sun Shin dapat memenangkan pertempuran dengan Jepang.
Tetapi, pada pertempuran Noryang ketika Yi Sun Shin memerintahkan untuk menyerang Yi tertembus peluru musuh dan terluka parah. Yi meminta anak buahnya untuk menutupi tubuhnya dengan perisai agar musuh tidak dapat melihat tubuhnya terluka.
Yi Sun Shin menghembuskan nafas terakhirnya didekat putera sulungnya Hoe dan keponakannya Wan pada tanggal 16 Desember 1598 pada umur 53 tahun ketika pertempuran Noryang sedang berkecamuk. Sedangkan perang Noryang dimenangkan oleh pasukan Yi dengan ditandai hancurnya 450 buah kapal Jepang dan sisanya kabur. Yi Sun Shin diberi gelar Chung Mu Gong atau Pahlawan Kesetiaan dan Pengabdian. Patung laksamana Yi Sun Shin ditempatkan di ibu kota Korea Selatan, Seoul sebagai penghormatan.