FaktualNews.co

Tak Pernah Tinggalkan Tahajud, Jasad Kiai NU di Blitar Utuh Usai Dikubur 31 Tahun

Peristiwa     Dibaca : 1986 kali Penulis:
Tak Pernah Tinggalkan Tahajud, Jasad Kiai NU di Blitar Utuh Usai Dikubur 31 Tahun
FaktualNews.co/Meidian Dona Doni/
Moch Munib (60) menunjukkan foto almarhum ayahandanya Kiai Anwar Sudibyo yang sempat viral jasadnya masih utuh meski sudah 31 tahun.

BLITAR, FaktualNews.co – Pemindahan makam Kiai Anwar Sudibyo warga Desa Tambakan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang sempat viral lantaran jasadnya masih utuh meski 31 tahun dikubur, semasa hidupnya merupakan seorang sosok kuat dalam berzikir.

Seperti diceritakan oleh putranya, Moch Munib (60). Menurutnya, dulu ayahnya tersebut merupakan seorang guru Toriqoh di bawah naungan Nahdatul Ulama (NU). Ayahnya juga menjadi Rais Syuriah PCNU cabang Blitar pada 1982-1987. Selain itu sering menjadi imam di Masjid Baitul Rauf desa setempat.

“Kalau pekerjaannya seperti orang biasa. Sering mengaji di desa-desa tapi yang agak membedakan abah saya ini tidak mengenal lelah semisal pulang mengaji malam bukannya tidur tapi masih berzikir dan salat tahajud dulu itu yang saya tahu,” tutur Munib kepada FaktualNews, Rabu (20/3/2019).

Terkait apakah ayahnya punya kemampuan khusus atau karomah, Munib membenarkan itu mungkin terjadi. Seperti pengalamannya dulu, almarhum ayahnya pernah mengatakan kalau dirinya nanti akan menjadi imam yang mempunyai jamaah banyak.

“Jadi abah itu weruh sak durunge winarah (tahu sebelum kejadian terjadi). Seperti dulu saya PNS guru di Pasuruan. Entah kenapa waktu itu saya ingin kembali ke Blitar dan akhirnya kena mutasi ke Blitar dan ternyata benar di sini saya sering menjadi imam di Masjid Baitul Rauf,” ujarnya.

Munib berpendapat mungkin inilah yang membuat jasad awahnya ini tetap ituh terpelihara. Seperti kesaksian warga yang sempat viral yakni jasad Kiai Anwar Sudibyo ini masih utuh menyambung dari kepala hingga kaki, rambutnya juga masih utuh begitu pula kain kafannya tidak robek sama sekali.

Pemindahan itu dilakukan atas keinginan dari santri yang ingin agar makam kiai yang dulunya di pemakaman umum dipindah ke halaman Masjid Baitul Rauf. Tujuannya agar santri yang ingin berziarah bisa leluasa karena luas.

“Mungkin ini cerminan agar umat muslim lebih bertawakal kepada Allah. Kalau masalah dunia abah saya pernah berpesan agar tak usah ragu dan khawatir. Karena kita hidup diciptakan Allah dan meski bertanggung jawab dan mencukupi,” ucapnya.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin