Hiburan

Kirab Pusaka Reog Asli Ponorogo Digelar di Jember

JEMBER, FaktualNews.co – Kesenian Reog asli Ponorogo, digelar dengan kegiatan kirab di Kabupaten Jember. Diketahui ada sebanyak 17 Warok dan Pembarong Ponorogo, yang ikut memeriahkan acara yang diberi nama Kirab Pusaka Reog Asli Ponorogo itu.

Kirab itu untuk pertama kalinya digelar di Kabupaten Jember, dari pantauan media di lokasi kegiatan, meskipun diguyur hujan deras, acara tersebut dipertontonkan dengan penampilan Kepala Barong Dadak Merak yang berumur ratusan tahun. Kemudian diarak dan ditampilkan oleh para penari dengan melakukan long march sejauh kurang lebih 2 km ke lokasi acara di pusat Kecamatan Balung, Kabupaten Jember.

Barisan Kirab Pusaka yang dipertunjukkan untuk kali pertama ke publik itu diawali para pendekar dan pesilat Cimande, para seniman reog Ponorogo, beserta warok dan pembarong. Serta grup jaranan dan pusaka Reog. Kemudian ditutup oleh barisan kesenian Reog dari perwakilan 25 grup yang ada di wilayah selatan Kabupaten Jember itu.

Salah seorang Budayawan Jember Miftakhul Rahman menyampaikan, pagelaran budaya kesenian dan kirab pusaka reog asli Ponorogo ini, tidak lepas dari tangan dingin sosok mantan Pj Bupati Jember, periode 2010-2015,  Zarkasih.

“Saya menganggap inisiasi ini sebagai upaya mengungkap nilai-nilai kultural adiluhung yang tersirat dalam kepribadian bangsa Indonesia,” ujar pria yang akrab dipanggil Cak Memet ini, Sabtu (23/3/2019).

Pihaknya mendukung, dan berharap kegiatan serupa dapat digelar lagi di Kabupaten Jember. “Meskipun bukan asli Jember, tapi tidak kemudian dibedakan. Tapi mari kita lestarikan kebudayaan nasional ini,” katanya.

Sementara itu, Dosen Fakultas Ilmu Budaya dan Bahasa Universitas Jember, Suharto menyampaikan, pertunjukan seni budaya Reog di Jember ini, sudah berurat berakar cukup lama.

“Terbukti dengan keberadaan 25 grup reog, yang menunjukkan eksistensi sub kultur ponoragaan-warga masyarakat Jember bagian selatan,” katanya.

“Dengan adanya kirab pusaka reog serta kehadiran para seniman reog beserta para warog asli Ponorogo ke Jember ini sangat menggembirakan sekali. Faktanya tanggapan publik saat acara itu digelar meski sempat hujan sangat antusias hingga jalanan di Balung macet. Silaturahmi seniman ini mesti berlanjut terus,” sambung Suharto, pria yang akrab dipanggil Mak Endon atau Mas Gendon itu.

Dalam kesempatan yang sama, Zarkasih yang nampak hadir dalam acara, menyampaikan bahwa para warok dan pembarong asli Ponorogo itu, mengungkapkan adanya hubungan kultural masyarakat Jember dengan masyarakat Ponorogo.

“Hal itu saya rasakan ketika saya mesti mempertahankan eksistensi trayek khusus angkutan tranportasi Ambulu-Ponorogo yang seharusnya ditutup karena tidak masuk terminal Jember,” kata Zarkasih seusai acara Kirab Pusaka.