FaktualNews.co

Hingga Akhir Maret, Cuaca Ekstrem Masih Intai Mojokerto.

Peristiwa     Dibaca : 1960 kali Penulis:
Hingga Akhir Maret, Cuaca Ekstrem Masih Intai Mojokerto.
FaktualNews.co/Amanu/
Sisa banjir bandang di Mojokerto.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Badan Metereologi Kalimatologi dan Geofisika menyebutkan, cuaca ekstrem dan ancaman bencana masih menghantui wilayah Kabupaten Mojokerto hingga akhir Maret 2019 mendatang.

Hal itu disampaikan Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto Muhammad Zaini. Ia mengatakan, jika sampai akhir tanggal 30 Maret 2019 mendatang, bencana masih bisa berpotensi terjadi.

“Tidak hanya banjir, puting beliung juga perlu diantisipasi sebab terjadinya secara tiba-tiba,” ungkapannya, Senin (25/3/2019).

Dikatakan Zaini, pihaknya mengimbau agar masyarakat selalu berwaspada dan sadar sejak dini akan terjadinya bencana yang menghantui wilayah Kabupaten Mojokerto.

Menurutnya, ancaman bencana khusunya banjir dan tanah longsor terjadi bisa di mana saja. Seperti pada bencana awal tahun di Kecamatan Kutorejo itu. “Itu di luar dari pemetaan BPBD,” imbuhnya.

Cuaca ekstrem yang melanda Mojokerto

Cuaca ekstrem yang melanda Mojokerto

Meski demikian, susuai dengan instruksi pemerintah pusat, dalam melakukan pemetaan, kali ini pihak BPBD tidak hanya mengandeng masyarakat dan pemerintah, melainkan melibatkan dunia usaha, akademisi, para ahli dan juga jurnalis.

“Jurnalis kita libatkan karena pengaruhnya cukup besar untuk masyarakat mendapatkan informasi dan antisipasi, artinya masyarakat harus melak informasi,” tuturnya.

Fakta menyebutkan tiap kali turun hujan dengan identitas tinggi beberapa kecamatan di Kabupaten Mojokerto selalu menjadi langanan genagan air, seperti Kecamatan Bangsal, Dawar Blandongan, Puri, Pungging, Gedeng, Sooko, Jatirejo, Kemelagi, Trowulan, Ngoro dan Mojosari.

Zaini juga menyebutkan, genagan air yang terjadi saat tingginya air hujan disebabkan beberapa hal, diantaranya serapan air semakin kecil karena banyaknya lahan yang sudah beralih fungsi dan berkurang. Selain itu juga kurangnya kesadaran masyarakat untuk kepedulian lingkungan.

“Banyaknya sampah dialiran sungai juga masih manjadi faktor utama dalam maslah penanganan,” tegasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin