MOJOKERTO, FaktualNews.co – Aksi kawanan maling membobol dua brankas dan SMKN 1 Pungging Kabupaten Mojokerto dan membawa kabur uang kesiswaan Rp 500 juta, menjadi atensi dari Cabang Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jatim, di Mojokerto.
Kepala Cabang Disdik Jatim di Mojokerto, Mariyono, menyayangkan atas kejadian tersebut. Sebab, Pemprov Jatim sendiri sebenarnya telah membuat regulasi kepada pihak sekolah dengan dengan memberi pembatasan nominal uang tunai yang disimpan sekolah
“Sudah ada surat edarannya (SE) dari provinsi, brankas sekolah tidak boleh ada uang cash terlalu besar,” terangnya saat di konfirmasi pada Jumat (28/3/2019)
Mariyono menjelaskan, sekolah hanya diperkenankan menyimpan uang tunai mencapai puluhan juta. Jika lebih dari jumlah tersebut, lembaga diminta untuk menyimpannya ke bank. Langkah itu dilakukan demi keamanan.
“Kalau tidak salah maksimal Rp 40 juta,” tuturnya.
Meski demikian, Mariyono menyebut, bahwa aksi pencurian ini sebagai musibah. Sehingga dapat menjadi peringatan bagi lembaga sekolah yang lain agar tidak menyimpan uang tunai dengan jumlah terlalu besar.
Saat ini pihaknya tengah memproses SE untuk disebarkan ke seluruh SMA/SMK. Sampai sejauh ini pihaknya mengaku belum menggali lebih dalam uang yang raib dari ruang bendahara Tata Usaha (TU) di SMKN 1 Pungging.
Uang yang disimpan dalam dua brankas itu, sebagian di antaranya merupakan dana kesiswaan yang sedianya untuk sudi wisata siswa ke Pulau Dewata, Bali.
Cabang Disdik Jatim di Mojokerto, saat ini tengah memperinci kembali detail dana yang digondol pencuri dengan cara mencongkel brankas menggunakan linggis itu.
“Yang jelas itu keuangan sekolah, sumbernya bisa dari SPP (Sumbangan Pembiayaan Pendidikan), juga bisa dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Tapi ini masih kita rinci lagi,” terangnya.
Kawanan maling yang diduga berjumlah tiga orang berhasil membobol dua brangkas hanya dengan waktu 30 menit dan langsung membawa kabur uang senilai 500 juta.