FaktualNews.co

Tubuh Dibalut Lumpur di Kubangan, Inilah Pesan Seniman Mojokerto di Hari Teater Sedunia

Hiburan     Dibaca : 1493 kali Penulis:
Tubuh Dibalut Lumpur di Kubangan, Inilah Pesan Seniman Mojokerto di Hari Teater Sedunia
FaktualNews.co/Amanullah/
Cara tiga seniman Mojokerto, dalam menyampaikan pesan di Hari Teater Sedunia.

MOJOKERTO, FaktualNews.co Sore telah tiba, mega merah mengeluarkan cahaya keindahan dan gelappun segera menutupinya. Namun ada tiga orang yang masih berlumur lumpur coklat nampak dalam tiga kubangan berukuran satu meter pada sore itu, Sabtu (29/03/2019).

Ya, itulah yang terjadi di bawah jembatan Rejoto, penghubung Kelurahan Pulorejo dengan Blooto, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto. Merek adalah Bagus Mahayana, Kukun Triyoga dan dan Firda.

Dengan diiringi musik bersuara syahdu kolaborasi antara seruling bambu, gitar, jimbe dan juga biola. Mereka nampak menari mengolah tubuh di atas kubangan dengan bercampur lumpur.

Tak ada rasa malu ataupun ragu saat mereka menari di dalam kubangan dengan dibalut lumpur. Mereka nampak menyampaikan sebuah pesan dengan melalui tubuh masing masing aktor.

Begitulah pengalaman cerita dalam sebuah pagelaran puisi dan teater bertajuk Tanah, dengan naskah milik karya Kukun Triyoga bertemakan “Tanah, Cinta dan Kematian” yang disutradarai Bagus Mahayasa dalam memperingati Hari Teater Sedunia (World Theatre Day 2019) .

Dalam kesempatan itu, pagelaran puisi dan teater yang diselenggarakan oleh sangar Teater LAF Indonesia dan komunitas Persada di bawah jembatan Rejoto, Kota Mojokerto pada Sabtu (29/03/2019). Tidak hanya disaksikan oleh masyarakat saja, namun juga dihadiri langsung  Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari bersama Wakil Walikota Ahmad Rizal Zakariyah.

Kukun Triyoga, Ketua komunitas Persada, acara pada Sabtu (29/03/2019) sore yang digelar hampir satu jam lebih, untuk memperingati Hari Teater Sedunia (World Theatre Day 2019) .

“Dengan adanya pergelaran puisi dan teater yang dilakukan di tempat terbuka seperti ini masyarakat secara langsung bisa melihat dan mengetahui tentang teater. Sehingga akan lebih meningkatkan kesenian teater di Kota Mojokerto, khusunya bisa membuka wawasan kepada masyarakat tentang kesenian teater ,”ungkap Kukun.

Menurut Kukun, dalam pagelaran Puisi dan Teater ini, tiga aktor yang menari tanpa bicara dan hanya mengerakan bagian tubuh dengan di balut lumpur, mengartikn sebuah pesan yang mendalam.

“Maksudnya, kenapa kita berada dalam kubangan dan sekujur tubuh disiram lumpur yakni mengingatkan manusia agar merawat tanah, dan tidak sombong. Sebab kita berawal dari tanah dan akan kembali ke tanah,” tuturnya.

Sementara itu, Bagus Mahayasa penasehat Sanggar Teater Lidhie Art Forum ( LAF ) Indonesia atau yang akrab dipanggil Gondrong menambahkan, dengan adanya pagelaran Puisi dan Teater ( olah tubuh ) yang dilakukan kali ini minimal sedikit banyak bisa merubah meansaid masyarakat tetang kesenian.

“Kesenian itu banyak, bukan hanya bermusik, ataupun melukis, melainkan bermacam-macam bentuk dan beragam, “ujarnya.

Ditambahkan, gerakan pergelaran Puisi dan Teater yang dilakukan di bawah jembatan Rejoto yang dijadikan lokasi Festival Mojotirto pada beberapa hari yang lalu, bisa memberikan suatu rangsangan perteateran di Kota Mojokerto.

“Ya semoga dengan adanya pagelaran ini, kesenian-kesenian yang ada di Kota Mojokerto semakin berkembang, “pungkasnya

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin