Advertorial

Pemkab Blitar Bantu Bibit Unggul, Panen Capai 8,2 Ton Per Hektar

BLITAR, FaktualNews.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar menggelar Panen Raya di Desa Duren, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Senin (4/1/2019).

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Makmur dan Enggal Joyo ini mendapat kesempatan mencoba bantuan bibit unggul yang setelah dipanen hasilnya cukup melimpah.

Bupati Blitar, Rijanto usai membuka panen raya ini jenis bibit yang digunakan pada panen raya ini berjenis Inpari 43 yang merupakan bantuan Kementrian Pertanian. Dari panen hari ini setelah melalui ubinasi didapat angka 8,2 ton perhektar sawah.

“Hari ini saya mewakili forpimda bersyukur benih non hibrida Inpari 43 yang bantuan kementrian pertanian untuk 10 hektar. Tadi setelah diubin perhektarnya 8,2 ton,” ungkap Rijanto.

Orang nomor satu di Blitar ini menuturkan kalau ini suatu bentuk dukungan pemerintah daerah dalam menyukseskan program pemerintah pusat yaitu swasembada pangan. Disini Pemkab Blitar mendorong petani lebih bagus dalam memecahkan permasalahan penanggulangan hama dan pengetahuan pola tanam melalui bimbingan teknis dari pemerintah.

“Sarana juga kita siapkan mulai benih bersertifikat, pupuk, dan alsintan (alat mesin pertanian). Yang dulu petani memakai sapi untuk membajak sawah sekarang sudah pakai alsintan semua,” ujarnya.

Bupati mengatakan kalau pertanian di Kabupaten Blitar kini sudah semakin berdaya saing. Contohnya di wilayah pegunungan di Blitar selatan yang dulunya kering kini bisa menghasilkan produk tani produktif.

“Blitar selatan kini bisa panen setahun tiga kali bertanam jagung, kedelai, cabai. Dulu waktu warga Blitar selatan makan tiwul kalau sekarang tiwul hanya tombo kangen saja, karena sehari-hari sudah sama dengan kita makan nasi,” katanya.

Hal senada diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Blitar, Wawan Widianto mengatakan kalau hasil panen padi tahun lalu Kabupaten Blitar surplus. Sehingga Kabupaten Blitar tidak perlu mengimpor padi dari daerah lain untuk memenuhi pangan masyarakat.

“Surplus sampai 14 persen. Bahkan kualitas berasnya lebih bagus dibanding daerah lain seperti Ngawi dan Bojonegoro. Untuk itu kita mengajak Gapoktan untuk terus mengembangkan budi daya dan teknologi pengolahan untuk selalu dikembangkan,” pungkasnya. (*/hms)