PASURUAN, FaktualNews.co – Jelang Pemilu serentak 17 April 2019 Bawaslu Kota Pasuruan, melakukan survey identifikasi money politik guna antisipasi maraknya aksi serangan fajar yang disinyalir bisa terjadi pada proses pelaksanaan Pemilu.
Survey identifikasi money politik tersebut dilaksanakan pada bulan Maret 2019 lalu. Kegiatan yang dilangsungkan di 4 kecamatan di Kota Pasuruan tersebut, dilakukan terhadap 205 responden, dengan kriteria umur 17-41 tahun, mayoritas pendidikan SLTA sebanyak 107 orang, sarjana 36 orang dan selebihnya responden tak bersekolah.
Ketua Bawaslu Kota Pasuruan, Anas Muslimin mengatakan, survey dilakukan guna melihat adanya kondisi money politik yang terjadi pada saat jelang pencoblosan.
“Dengan survey ini, akan bisa dibaca permasalahan yang ada di masyarakat,” ujarnya, saat acara Bawaslu MoU Pengawasan Partisipatif di Media Masa, di salah satu hotel di Kota Pasuruan, Selasa (2/4/2019).
Dari hasil survey tersebut terungkap bahwa money politik bisa terjadi dengan mencapai 70 persen, dari responden yang menyatakan bahwa pemberian uang itu dilakukan oleh para tim sukses. Karena itu, dalam rangka pengawasan Pemilu DPR, DPD, DPRD serta Presiden dan Wakil Presiden, pihaknya mengajak media masa ikut pro aktif mengawasi.
Sementara dalam survey itu juga terungkap, bahwa responden mengakui sosialisasi Pemilu 2019 yang dilakukan oleh instansi terkait dirasakan masih kurang. Responden mengetahui adanya pelaksanaan Pemilu dari media TV dan media sosial (medsos).
“Dengan hasil survey identifikasi ini, Bawaslu Kota Pasuruan akan lakukan kajian dengan lebih intens,” tegas Anas.