FaktualNews.co

Upah Buruh Tinggi, Banyak Investor di Kabupaten Mojokerto Hengkang

Ekonomi     Dibaca : 1646 kali Penulis:
Upah Buruh Tinggi, Banyak Investor di Kabupaten Mojokerto Hengkang
FaktualNews.co/Amanu/

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Kepala Bidang Data dan Evaluasi DPMPTSP Kabupaten Mojokerto Melok Ribawati menyebutkan jika, menurunnya investasi pengusaha penanaman modal di Kabupaten Mojokerto salah satunya disebabkan upah buruh yang saat ini tinggi.

Hal itu di buktikan, selama setahun terkahir, realisasi investasi daerah anjlok sebesar Rp 516 miliar. “Realisasi investasi daerah kita turun jauh tahun 2018 dibandingkan 2017 sebesar Rp 516 miliar,” kata Kepala Bidang Data dan Evaluasi DPMPTSP Kabupaten Mojokerto Melok Ribawati. (5/4/2019)

Selain upah buruh yang saat ini tinggi, yaitu Rp 3.851.983 per bulan, sehingga membuat investor memilih hengkang ke wilayah selatan Jatim. Seperti Jombang dan sekitarnya. Karena upah buruh di wilayah tersebut jauh lebih murah.

Faktor lain seperti, pembagian kewenangan mengelola investasi dengan Pemprov Jatim, juga menjadi penyebab turunnya minat investasi di Kabupaten Mojokerto. “Investasi kategori fasilitasi dengan nilai di atas Rp 20 miliar harus melalui Pemprov Jatim. Kami hanya menerima investasi non-fasilitasi yang nilainya di bawah Rp 20 miliar,” terangnya.

Penerapan sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik (Online Single Submission/OSS), juga berdampak pada anjloknya investasi di Kabupaten Mojokerto. Sistem yang diluncurkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak awal Juli 2018 ini justru membuat pelayanan perizinan semakin lama.

Sementara data yang didapat dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Mojokerto menunjukkan, realisasi investasi daerah sepanjang 2017 masih mencapai Rp 1,25 triliun. Nilai investasi tersebut di luar Perusahaan Modal Asing (PMA) dan Perusahaan Modal Dalam Negeri (PMDN). Jumlah unit usaha baru yang berdiri pun mencapai 1.305 unit.

Dengan rincian investasi di sektor pertanian Rp 43,228 miliar, peternakan Rp 30,593 miliar, perikanan Rp 1,35 miliar, perkebunan/kehutanan Rp 17,945 miliar, pertambangan dan galian C Rp 22,404 miliar, perindustrian Rp 288,267 miliar.

Selanjutnya, investasi perdagangan Rp 389,03 miliar, perhotelan Rp 1,7 miliar, restoran Rp 192 miliar, perumahan Rp 56,1 miliar, jasa konstruksi Rp 94,824 miliar, transportasi darat atau laut Rp 23,193 miliar, kesehatan Rp 24,551 miliar, koperasi Rp 3,86 miliar, serta investasi lain-lain Rp 60,738 miliar.

Namun setahun berikutnya, minat investor masuk ke Kabupaten Mojokerto terjun bebas. Hanya 875 unit usaha baru yang tumbuh sepanjang 2018. Nilai investasi terseret turun hingga 41,31% menjadi Rp 733,491 miliar.

Dengan rincian investasi di sektor pertanian Rp 63,792 miliar, peternakan Rp 9,384 miliar, perikanan Rp 0,666 miliar, perkebunan/kehutanan Rp 36,558 miliar, pertambangan dan galian C Rp 43,813 miliar, perindustrian Rp 106,704 miliar.

Kemudian perdagangan Rp 314,203 miliar, perhotelan dan restoran Rp 20,61 miliar, perumahan dan perkantoran Rp 4,7 miliar, jasa konstruksi Rp 23,414 miliar, pergudangan dan transportasi Rp 39,864 miliar, listrik, gas, dan air 1,687 miliar, serta investasi lain-lain Rp 29,551 miliar.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin