JOMBANG, FaktualNews.co – Menjelang pelaksanaan Pemilu, 17 April mendatang, Polda Jawa Timur menyebut perilaku fitnah dan berita hoax yang cenderung berniat jahat sudah menjadi hal yang paling mengkhawatirkan dan mengancam keutuhan NKRI. Bahkan, konten penyebar berita bohong ini muncul tidak hanya dari Indonesia saja, melainkan juga berasal dari luar negeri.
Untuk itu, polisi meminta kepada semua pihak agar tak menelan mentah-mentah semua informasi yang masuk. Polisi juga meminta masyarakat bisa menyikapi dengan akal sehat setiap berita yang muncul ke permukaan. Sehingga tidak memancing emosi masyarakat yang bisa memecah belah persatuan.
Hal ini diungkapkan Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan melalui Kepala Bidang Hukumnya, Kombes Pol Arnapi, dalam Halaqah Kebangsaan peran Ulama, Habaib, Kiai, dan Cendekiawan, dalam meneguhkan ikatan kebangsaan menuju Indonesia baldatun toyyibatun warobbun ghofur, di Pesantren Tebuireng Jombang, Jatim, Minggu (7/4/2019).
“Pengalaman pilihan sebelumnya jarang, entah tiba-tiba prilaku fitnah dan hoax yang berniat jahat akan jadi sesuatu yang khawatirkan tahun pada saat ini,” ungkapnya, saat memberi sambutan dihadapan para ulama.
Dikatakanya, fitnah ini beredar tidak pandang bulu dan bisa mempengarungi siapun, baik masyarakat kalangan atas maupun bawah. Bahkan, tidak menutup kemungkinan dikalangan institusi TNI dan Polri.
“Ketika fitnah terus digulirkan tidak dikroscek dengan fakta yang ada seolah berita itu bisa jadi kebenaran, ini yang kata saya mengkhawatirkan. Entah menyerang pada pihak yang sedang melakukan kontestasi, dua-duanya ini yang kita khawatirkan dalam menjelang Pilpres,” imbuhnya.
Arnapi menuturkan bahwa sejauh ini Polda Jatim dan seluruh jajarannya terus berupaya memantu dan melakukan konter terhadap konten-konten berita yang cenderung mengarah pada berita bohong dan fitnah.
“Di Polda ada command center untuk pantau fitnah yg sengaja menyebarkan berita bohong. Tugas kami melakukan konter, bahkan konten itu muncul tidak hanya dari Indonesia,” tegasnya.
Dalam kesempatan ini, Polda Jatim juga berharap adanya dukungan dari seluruh ulama dan kiai untuk turut andil dalam mesukseskan jalanya pemilu pada 17 April mendatang. Sebab, aman dan lancarnya jalannya Pemilu ini tidak lepas dari peran serta ulama dan umaroh serta masyarakat.
“Satu kesatuan tiga elemen ini, jika bersatu kami yakin perjalanan khusuknya Pilpres bisa dijalanankan secara aman dan damai,” imbuhnya.
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan melalui Kepala Bidang Hukumnya, Arnapi juga mengimbau pada seluruh masyarakat agar bisa menggunakan hak pilihnya pada gelaran Pemilu 2019 ini.
“Kira-kira kita tidak harus atau tidak boleh golput karena satu suara ini menyumbangkan bagaimana masa depan bangsa selama lima tahun kedepan, saya harapkan semua bisa gunakan hak pilihnya di TPS-TPS,” katanya.
Sementara, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, KH Salahuddin Wahid, berharap halaqah ini bisa menjadi wadah untuk mempersatukan para kiai yang notabene memiliki perbedaan pilihan pada Pilpres ini. Sebab, persatuan Indonesia, menurut Gus Solah, tergantung pada persatuan tokoh Islam.
“Kami berharap Pemilu ini aman dan damai, siapun yang menang harus kita dukung, karena itu sudah ketentuan dari Allah,” terang Gus Solah.
Dalam halaqah ini sejumlah ulama dan kiai dari berbagai daerah di Jawa Timur nampak hadir. Seperti, dari Madura, Malang raya, Pantura dan beberapa dari Jombang dan Mojokerto. Selain perwakilan Polda Jatim, Kombes Arnapi juga hadir perwakilan dari Kodam V Brawijaya, Kolonel Arm Ruly Chandrayadi, Danrem 082/CPYJ Mojokerto dan Letkol Arm Beni Sutrisno, Dandim 0814 serta Kapolres Jombang, AKBP Fadli Widiyanto.