JEMBER, FaktualNews.co – Pemberian reward sebagai konsumen terbaik air minum Hazora milik perusahaan daerah air minum (PDAM) Jember kepada Caleg DPR RI Abdul Rochim. Dinilai sejumlah mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Jember sebagai bentuk KKN.
Pasalnya PDAM yang notabene perusahaan milik daerah dan merupakan fasilitas milik pemerintah, digunakan sebagai ajang politik untuk mendulang dukungan kepada caleg yang juga suami Bupati Jember Faida itu.
Dugaan KKN itu diyakini terjadi, karena saat ini adalah masa mendekati pemilu 2019 untuk memilih caleg dan presiden. Sedangkan pemberian reward tersebut dilakukan saat masa-masa kampanye. Bahkan diketahui juga oleh LMND, pada tahun-tahun sebelumnya tidak ada pemberian reward serupa kepada siapapun.
Aksi protes dan unjuk rasa yang dilakukan LMND Jember, dilakukan dengan memberikan reward sertifikat prestasi bagi PDAM Jember, dan Galon Award bagi caleg DPR RI Abdul Rochim. Hal itu menurut mereka, sebagai bentuk kritik keras.
“Pemberian reward ini tidak rasional, karena pemberiannya kurang 2 minggu dari pemilihan caleg dan capres. Ini mematikan etika politik, dan pada tahun-tahun sebelumnya tidak ada reward seperti ini,” kata Korlap Aksi Mohammaf Imron Fauzi, Senin (8/4/2019).
Dimana tidak pernah ada prestasi bagi konsumen yang membeli produk air minum hazora terbanyak. “Apalagi anehnya, kenapa tahun ini ada (reward tersebut), yang menerima suami bupati, dan kebetulan juga caleg DPR RI. Dugaan kami ada nepotisme, dan intervensi dari bupati,” ungkapnya.
Sehingga sebagai bentuk protes, disampaikan dalam aksi yang dilakukan sejumlah mahasiswa itu. “Reward ini adalah bentuk sindiran, sehingga kami sebagai wujud terima kasih pada PDAM, kami juga berikan reward balik. Kami juga berikan untuk Pak Rochim, kan kami juga mahasiswa boleh memberikan,” ujarnya dengan nada menyindir.
Lebih jauh Imron juga menyampaikan, jika dikatakan caleg Abdul Rochim layak mendapat reward karena telah membeli produk Hazora sebanyak seribu boks lebih, pihaknya mengakui tidak ada data itu. “Kemungkinan besar itu hanya klaim (dari caleg Abdul Rochim). Karena sampai saat ini tidak ada data itu,” katanya.
Pantauan media di lokasi aksi depan Kantor PDAM Jember Jalan Trunojoyo, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Sejumlah mahasiswa dari LMND Jember itu, ditemui langsung oleh Dirut PDAM Jember Ady Setiawan. Ady pun menerima sendiri, sertifikat prestasi bentuk sindiran, dari para mahasiswa.
“PDAM Jember punya anak perusahaan (air minum kemasan) Hazora, yang murni bisnis. Bahkan kita oleh pemkab ditarget 500 dos gelas per hari sejak tahun 2018 lalu,” kata Ady.
Sehingga untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan cara atau trik marketing, agar produk air minum kemasan Hazora dapat diminati oleh masyarakat secara luas.
“Salah satu strategi marketing, adalah dengan cara clusterisasi. Yakni orang-orang yang mendukung penjualan hazora (mendapat prestasi). Karena meminum hazora, mendukung pendapatan daerah, setiap tetes air diminum juga untuk daerah,” katanya.
Terkait tuduhan PDAM Jember dijadikan kendaraan atau ajang politik praktis mendukung salah satu calon, Ady pun menepis anggapan tersebut. “Saya hanya berbisnis untuk mendapatkan untung. Kemudian saya kembalikan ke pemkab,” katanya.