TP PKK Trenggalek, Segera Resmikan Gerakan “Sepeda Keren”
TRENGGALEK, FaktualNews.co – Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, terus berupaya menekan angka stunting, karena stunting sendiri muncul dari beberapa faktor.
Dalam menekan angka tersebut Ketua Tim Penggerak PKK Trenggalek, Novita Hardiny Nur Arifin yang merupakan istri Wakil Bupati Trenggalek menggagas program “Sepeda Keren” yang rencananya akan di resmikan pada bulan Mei 2019 nanti.
Hal tersebut disampaikan dalam acara Sosialisasi Program Khusus Stunting dan Penanganan Sampah atau Limbah Plastik, bertempat di Pendopo Manggala Praja Nugraha Trenggalek, Selasa (9/4/2019).
Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek Novita Hardiny Nur Arifin menyampaikan, tentang sampah merupakan persoalan yang sangat kritis saat ini. Karena dalam hal sampah harus sadar bahwa bumi ini bukan hanya untuk kita, namun juga untuk generasi berikutnya. Jadi terkait sampah akan terus berkomitmen untuk penanggulangannya.
” Tidak hanya sampah juga tentang Stunting. Dalam penanganannya Pemkab Trengggalek pada bulan Mei gerakan berkomitmen akan meresmikan Gerakan Sekolah Perempuan dan Anak Kelompok Rentan (Sepeda Keren),” ucapnya.
Program tersebut menurut Novita, merupakan gerakan kesadaran Tim Penggerak PKK Trenggalek. Karena perlunya mengambil langkah cepat untuk mengoptimalkan PKK sebagai garda terdepan pembinaan keluarga. Dengan memaksimalkan pendampingan peningkatan pada kelompok perempuan dengan kesejahteraan.
“Selain penekanan pada stunting juga akan ada penekanan pada pernikahan dini. Karena stunting ini merupakan pintu masuk dari segala permasalahan sosial. Juga pernikahan dini merupakan udara bagi kemiskinan,” terangnya.
Ditambahkan Novita, jika bicara tentang stunting otomatis berbicara tentang anak. Karena ada juga fakta yang menarik tentang anak, bahwa di Negara Indonesia ini prosentase terbesar kedua di Asean masih banyak anak-anak yang menikah dibawah usia 15 tahun.
Selain itu pernikahan di Indonesia, bahwa mempelai wanita di tunjang usia 16-19 tahun masih hampir 50 persen.
“Jadi faktor-faktor tersebut sangat banyak sekali, namun yang mendominasi adalah faktor budaya yang ekonomi. Maka dari itu pada tahun 2019 ini tim PKK telah memasukkan program rencana kerja di awal tahun kemarin. Seperti pemberian garam iodium kepada seluruh kelompok rentan dan pelaksanaan Gerakan Sepeda Keren tersebut,” pungkasnya. (*)