MALANG, FaktualNews.co – Warga Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, gempar. Pasalnya, dikejutkan dengan aksi nekat pasutri gantung diri bersama di rumahnya. Keduanya tewas saling berhadap-hadapan dengan mengikat lehernya dengan tali tambang.
Mereka adalah SP (52) dan istrinya TS (52), yang nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri tersebut. Di kepala sang suami masih memakai hoodie warna hitam, sementara sang istri terlihat memakai jaket dan kaki sebelah kanan masih tergantung di sebuah kursi plastik.
Seorang kerabat pertama kali yang menemukan keduanya gantung diri. Saat itu rumah dalam kondisi sepi, tidak satupun penghuni bisa dijumpai saksi.
“Yang menemukan kerabatnya, yang biasa antar jemput cucu korban. Ketika dicari tidak ada, ternyata sudah meninggal di lantai atas dengan cara gantung diri,” kata Ketua RW 3 Sukardi saat dikonfirmasi di lokasi kejadian.
Putri tunggal pasutri gantung diri itu disebut tinggal di Bandung bernama CH (28). CH merantau ke Bandung, untuk tinggal bersama suaminya.
“Di Bandung ikut suaminya, anaknya dua, satu ikut tinggal bersama korban,” ujar Sukardi.
Sukardi cukup banyak tahu tentang korban, karena tinggal berseberangan. Namun, hari ini sebelum korban ditemukan meninggal gantung diri, Sukardi tak melihat keduanya muncul keluar rumah.
Warga sekitar mengenal dulu keduanya pengusaha sukses. Sang suami mampu membeli lebih banyak truk sebagai usaha transportasi dan menjalankan bisnis kayunya.
“Truknya sampai banyak dulu, karena usahanya maju. Yang suaminya asli sini, dan memang ulet dalam usaha,” beber Sukardi yang rumahnya berseberangan dengan tempat tinggal korban.
Namun sejak setahun terakhir, bisnis yang dijalankan korban mulai surut hingga puncak beberapa bulan terakhir. Bahkan Sukardi tidak pernah terlihat batang hidungnya.
“Yang kami dengar, apakah itu benar atau tidak, banyak utangnya. Berapa jumlahnya saya tidak tahu. Sampai diburu bank. Untuk melunasi utangnya. Apakah itu menyebabkan usahanya bangkrut, kami tidak tahu,” terangnya.
Karena jerat utang tersebut, lanjut Sukardi, SP (52) sang suami tidak pernah tinggal di rumah atau lokasi kejadian. Bahkan sudah berjalan hampir satu bulan lamanya.
“Suaminya tidak ada di sini, kayaknya baru pagi atau malam kemarin pulang. Karena saya tidak pernah tahu ada di rumah. Apa mungkin, karena diburu bank itu,” ujarnya.
Kini, pasutri gantung diri itu dimakamkan berdampingan meski ada beberapa kendala hingga menyebabkan pemakaman memakan waktu lebih lama. “Tanahnya ambrol terus,” ucap warga ditemui saat pemakaman.
Namun tak berselang lama, dua liang lahat tempat kedua jenazah disemayamkan dibuat berdampingan. Kata warga untuk memudahkan keluarga mengenali makam kedua korban.
Proses pemakaman pasutri gantung diri itu dilakukan lebih cepat atas permintaan keluarga. Polisi sendiri tidak menemukan adanya tindak kekerasan di jasad korban selama proses olah TKP.
“Anak kandung korban serta saudara dari korban tidak menyetujui adanya visum ataupun autopsi. Berdasarkan permintaan itu, dan diyakini kematian korban murni bunuh diri, maka jenazah langsung dimakamkan,” ungkap Kapolsek Tumpang, AKP Bambang Sidik Ahmadi Selasa (9/4/2019).
Dia menegaskan, bahwa sejumlah bukti menguatkan jika pasutri itu meninggal karena bunuh diri. Disertai juga ciri-ciri dari jenazah saat dilakukan penyelidikan.