Peristiwa

Sebelum Jatuh, Pekerja Jembatan di Mojokerto Sempat Bercanda Soal Kematian

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Ahmad Islafudin (21) pemuda Dusun Krajan, Desa Jetak, Kecamatan Montang, Kebupaten Tuban hanyut di aliran sungai Brantas saat melakukan pekerjaan pengecangan baut jembatan di Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto pada Selasa (9/4/2019) sore.

Sebelum kejadian itu, kepada teman sejawatnya, ia sempat berkata, jika hanyut di sungai pasti aken terseret. Hal itu di ceritakan salah satu teman korban bernama Hariyanto saat ditemui di tempat kos tempat dimana Islafudin tinggal sementara selama melakukan pekerjaan pengencangan baut jembatan.

“Sebelum korban terpeleset dan tengelam, di sela-sela jam istirahat dia sempat berkata kepada saya dan teman teman lainya, dia berkata, ‘seandainya saya jatuh pasti terseret, wong saya gak bisa berenang,” ungkap Hariyanto Rabu (11/4/2019).

Menurut Hariyanto, kejadian itu bermula saat korban bersama 7 rekan kerja lainnya sedang melakukan aktivitas pengencangan baut jembatan seperti biasa. Saat itu, sekitar pukul 15.45 WIB korban bersama teman lainya usai bekerja dan akan naik untuk beristirahat. Karena waktu jam bekerja telah usai. Namun saat akan naik, tiba-tiba korban terpeleset dan terjatuh.

“Ya seperti biasa, semua pekerja memakai peralatan keamanan dengan safety, mengunakan Hernest dan ada pengaman sebuah jaring di bawah para pekerja untuk menahan bila mana ada kecelakaan kerja. Namun pada saat itu, saat akan naik ke atas jembatan Hernest korban sudah di lepas kemudian korban terpeleset. Saat jatuh korban ini lolos dari jaring yang sudah kita pasang hingga akhirnya terjatuh,” imbuhnya.

Melihat hal tersebut, dirinya langsung berusaha menolong dengan cara melompat ke sugai, namun karena arus cukup kencang korban pun tak mampu tertolong.

“Saya tau kalau korban ini tak bisa berenang magkanya saya langsung berusaha menolong. Korban juga sempat teriak minta tolong, namun setelah terseret arus tiba-tiba korban sudah tengelam,” jelasnya.

Dirinya juga menceritakan, jika sebelum terpeleset dan tengelam, pada beberapa hari yang lalu dompet milik korban ini terjatuh ke sungai. Ditamba pada saat itu juga dia sempat bercanda dengan rekan-rekannya.

“Selain dompet korban terjatuh dan tak bisa diselamatkan, dia juga sempat berandai-andai, ‘kalau seandainya saya jatuh pasti akan terseret’. Itu dikatakannya pada hari yang sama sebelum korban jatuh,” tuturnya.

Kendati demikian, Hariyanto dan rekan kerja lainnya tidak mengira bila apa yang dikatakan korban benar-benar terjadi. “Saya juga tidak faham, apakah itu bentuk peringatan atau firasat, yang jelas selama saya bekerja di sini kurang lebih hampir satu bulan lebih saya dan para pekerja baik-baik saja,” terangnya.

Hingga sampai saat ini, tim Basarnas Surabaya bersama BPBD Mojokerto, polisi dan potensi relawan Mojokerto masih terus berupaya melakukan pencarian korban. Penyisiran sudah dilakukan sejak Rabu (11/4/2019). Namun hingga kini petugas masih belum menemukan tanda-tanda jasat korban ditemukan.