Demo, Warga Gelar Tahlil di Depan DPRD Jember
JEMBER, FaktualNews.co – Sejumlah aktifis yang mengatasnamakan dirinya Forum Masyarakat tertindas (Format) mendatangi Gedung DPRD Jember di Jalan Kalimantan, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa Timur.; Mereka menggelar tahlil dan mengaji Surat Yasin, sebagai ungkapan keprihatinan matinya lembaga legislatif di kota tembakau ini.
Aksi tersebut berkaitan dengan rekaman video yang viral di media sosial (medsos), tentang Bupati Jember Faida saat mengkampanyekan suaminya sebagai caleg dari Partai Nasdem, di Desa Gambiran, Kecamatan Kalisat. Dalam video tersebut, bupati mengatakan bahwa tidak harmonisnya hubungan dirinya dengan DPRD, karena dirinya tidak mau memberikan suap untuk pengesahan APBD.
“Kami mendengar video bupati yang viral itu, merasa tersinggung. Karena bupati tidak menyebut oknum, tetapi dimata bupati, 50 anggota DPRD itu ribut terus, karena mereka mau suap,” kata Kustiono saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Kamis (11/4/2019).
Padahal sesuai dengan tugasnya, antara legislatif dan eksekutif berbeda. Dimana fungsi kontrol ada pada DPRD (legislatif). “Terhadap tuduhan tersebut, sejauh ini hanya Fraksi Kebangkitan Bangsa yang berani memberikan komentar, dan tegas membantah,” katanya. Sedangkan 42 orang anggota dewan lainnya diam, katanya, seakan-akan membenarkan pernyataan bupati tersebut.
Lebih jauh Kustiono menyampaikan, dengan adanya pernyataan bupati itu, pihaknya juga khawatir bedampak pada tingginya angka golput pada pemilu 17 April besok. “Efek ini paling rasional menurut saya. Jika golput sampai terjadi, maka pemilu tidak sukses, dan bias berakibat multiplier efek, karena menciptakan ketidakpercayaan kepada DPR,” katanya.
Selain melakukan aksi di gedung dewan, Kustiono juga berencana melaporkan persoalan ini ke Bawaslu dan pihak kepolisian. Baik bersama Fraksi Kebangkitan Bangsa ataupun sendiri. “Sebab mengajak masyarakat untuk golput ada ancaman pidananya,” katanya.