FaktualNews.co

Pencarian Perawat Jembatan yang Hanyut di Sungai Brantas Mojokerto, Terkendala Derasnya Arus

Peristiwa     Dibaca : 1221 kali Penulis:
Pencarian Perawat Jembatan yang Hanyut di Sungai Brantas Mojokerto, Terkendala Derasnya Arus
FaktualNews.co/Amanullah/
Tim Basarnas yang mencari korban korban Ahmad Islafudin (21), pekerja perawat jembatan Brantas di Mojokerto.

MOJOKERTO, FaktualNews.co Proses pencarian korban Ahmad Islafudin (21), pekerja perawat jembatan Brantas di Mojokerto, yang jatuh dan hanyut, hingga Kamis (11/4/2019) masih berlangsung.

Namun, pencarian korban yang berasal dari Dusun Krajan, Desa Jetak, Kecamatan Montang, Kebupaten Tuban di aliran sungai Brantas tepatnya di Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto, itu terkendala derasnya arus sungai Brantas.

Di hari ke tiga proses pencarian Islafudin, Basarnas bersama BPBD, beserta potensi relawan Mojokerto, juga dari BPBD i Tuban, menfokuskan pencarian di darat dan air di lokasi lokasi yang dicurigai.

Tim LCR Basarnas melakukan pencarian ke arah sisi kiri dari jembatan Desa Tanjang, sampai jembatan arteri Porong. Tim LCR BPBD Tuban, melakukan pencarian ke arah timur di sisi kanan Jembatan Desa Tanjang sampai jembatan arteri Porong. Tim tiga dari BPBD Mojokerto melakukan penyisiran dari jembatan Desa Tanjang ke arah barat menuju tempat kejadian musibah.

Sedangkan tim darat yang terdiri dari potensi relawan Mojokerto dan Sidoarjo melakukan penyisiran di lokasi  yang di curigai, mulai jembatan lokasi awal korban jatuh,  dam di Desa Tanjang Anom Bulang, Jembatan  arteri, hingga muara sungai Brantas.

Operation Search Comander SAR Surabaya, Johan Suptadi mengatakan, pencarian di hari ketiga. Tim SAR dibantu dari BPBD Kabupaten Mojokerto maupun Tuban beserta Potensi relawan Mojokerto dan warga masih belum menemukan titik terang keberadaan korban hanyut.

” Kita sudah sejak kemarin melakukan penyisiran di lokasi lokasi yang di curigai sesuai dengan prediksi tim. Tidak hanya itu, para relawan juga melakukan pemantauan di darat untuk mempercepat pencarian agar segera ditemukan. Namun hingga kini masih belum ditemukan.” ungkapnya.

Menurutnya, kendala utama dalam proses pencarian tidak lain adalah derasnya aliran sugai. Sehingga jasad korban sulit untuk diprediksi keberadaannya.

“Derasnya arus, sangat berpengaruh pada posisi jenazah, terhentinya sirkulasi darah dan jantung korban, apakah langsung ke dasar sungai atau mengambang antara permukaan  dan dasar sungai. Jika jenasah pada posisi demikian maka jenasah bisa jadi sudah jauh,” imbuhnya.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin