SURABAYA, FaktualNews.co – Dua pelaku pembunuhan Budi Hartanto (28), guru honorer asal Kediri yang mayatnya ditemukan di bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, akhirnya diringkus.
Kedua pelaku menghabisi nyawa korban menggunakan senjata tajam berupa bendo. Senjata tajam asal Jawa yang menyerupai golok. Namun, bentuknya lebih pendek dan memiliki penampang lebih lebar.
Dari data yang ada, bendo tersebut milik Ngiriati (53) warga Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar. Yang kebetulan alat tersebut berada di tempat itu, karena sering dipakai untuk keperluan sehari-hari.
Senjata ini yang dipakai oleh Azis Prakoso alias AZ (23) dan Aris Sugianto alias AS (28) untuk menghabisi nyawa korban dengan cara dibacok berkali-kali dan memutilasi kepala korban.
Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Gupuh Setiyono menceritakan, pada saat itu Budi Hartanto terlibat cekcok dengan salah satu pelaku. Yakni, Aris Sugianto. Penyebabnya, si korban meminta uang jasa pemuas nafsu kepada pelaku seperti yang disepakati sebelumnya.
“Jadi dia janji ngasih uang ke korban, tapi yang bersangkutan tidak memiliki uang. Lalu, pinjam kepada AZ, ia juga tak memiliki uang,” ucap Gupuh, Senin (15/4/2019).
Apa yang dijanjikan tak lekas diberi, korban pun emosi. Korban kemudian memaki-maki pelaku, dan terjadilah pertikaian diantara keduanya. Azis lantas berusaha melerai.
“Diingatkan sama saudara AZ, lalu korban ini menurut keterangan AZ tidak terima dan menampar AZ karena mengingat dia (korban bilang) bahwa ini bukan urusan kamu,” tutur Gupuh.
Ditambahkan oleh Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Leonard M Sinambela, Azis memang pada saat itu berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) karena sebelumnya diminta oleh Aris untuk menemani jaga warung nasi goreng miliknya.
“Jadi Azis pada saat sore itu memang diajak sama si tersangka AS ini untuk nemenin (menemani) dia, cangkruk di warung karena dia (Aris) kan jaga warung sendirian,” ujar Leonard.
Karena ditampar oleh korban, Azis balik membalas dengan pukulan. Pertikaian makin sengit tatkala Budi secara tiba-tiba mengambil bendo untuk dipakainya menyerang Azis. Beruntung, Azis berhasil menghindari serangan korban hingga perkelahian terjadi di luar warung.
Aris tak tinggal diam, dirinya segera meringkus Budi dari belakang supaya Azis bisa merebut senjata tajam dari tangan korban. “Diseret sama dia kedalam warung itu,” singkatnya.
Bendo pun direbut Azis. Setelah berhasil direbut, Azis dengan spontan balik menghujamkan bendo ke arah Budi tepat dibagian punggung dan lehernya. Akibat sabetan senjata tajam itu, Budi akhirnya tersungkur tak sadarkan diri hingga tewas.
Kemudian Aris mengambil koper milik ibunya di rumah, yang nantinya koper ini dipakai pelaku untuk membawa dan membuang jasad korban.
“Korban kemudian ditelanjangi, dan dibersihkan luka-lukanya untuk dimasukkan kedalam koper,” lanjutnya.
Usaha memasukkan jasad Budi ke dalam koper menemui kendala. Koper tak bisa ditutup karena terhalang kepala korban, mereka akhirnya memutuskan memutilasinya menggunakan bendo itu.
“(Jasadnya) dimasukkan kesini (koper). Karena tidak muat, sudah potong saja,” kata mantan Kanitreskrim Polrestabes Surabaya tersebut.
Setelah kepala korban putus, terpisah dari badannya. Jasadnya kemudian dimasukkan ke dalam koper. Sementara kepala korban dimasukkan kedalam kantong kresek, dibalut terlebih dahulu menggunakan kain yang dipakai pelaku menyumpal mulut serta membersihkan bekas darah disekujur tubuh korban.
Mayat di dalam koper dan kepala korban akhirnya oleh kedua pelaku dibuang ditempat terpisah. Belakangan, jasad Budi Hartanto ditemukan keesokan harinya oleh seorang pencari rumput dan atas temuan ini, warga Blitar geger.