Politik

Seratusan Penghuni Lapas Klas IIB Mojokerto Golput

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Seratusan penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB Mojokerto tak bisa menyalurkan hak pilihnya alias golput dalam pemilihan umum (Pemilu), yang digelar hari ini, Rabu 17 April 2019.

Kasi Binadik Binaan Lapas Klas IIB Mojokerto Adi Prasetyo mengatakan, dari jumlah penghuni lapas sebanyak yang mencapai 696 orang, hanya 634 binaan yang di tetapkan masuk dalam DPT.

“Ada 101 warga binaan yang tak bisa ikut mencoblos mengunakan hak pilihnya. Meraka rata-rata adalah warga dari luar wilayah Mojokerto,” ungkapnya, Kamis (17/4/2019).

Sebanyak 101 penghuni Lapas ini tak terdaftar dalam data pemilih tetap (DPT). Sebab, para warga binaan ini tidak memiliki kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).

“Finalnya kemarin sekitar pukul 11 malam, KPU Kota Mojokerto telah melakukan penelusuran dan hanya mendapatkan sebanyak 634 warga binaan yang masuk dalam DPT, sedangkan selebihnya tidak terdapat dalam NIK dan tidak terdaftar dalam DPT daerahnya masing masing,” imbuhnya.

Di lain sisi, pihak Lapas sebelumnya juga sudah berupaya untuk mengurus surat pindah A5 bagi warga binaan. Namun karena pihak keluarga yang bersangkutan berada di luar wilayah ditambah para penghuni juga jarang dijenguk oleh keluarga, sehingga mereka tak bisa menyalurkan hak suaranya.

Selain itu, lanjut Adi, dari 634 warga binaan yang masuk dalam DPT termasuk didalamnya terdapat 36 petugas Lapas dan juga 12 orang lainya yakni warga binaan kasus korupsi.

Dalam pemilihan umum kali ini, KPU kota Mojokerto mendirikan tiga TPS khusus. Selain itu KPU telah bekerja keras dalam menetapkan warga binaan yang masuk dalam DPT, agar tetap bisa menyalurkan hak pilihnya pada pemilu kali ini.

Untuk memudahkan proses pencoblosan, segala aktifitas dan kegiatan di dalam Lapas dihentikan sementara. Mereka akan fokus selama satu hari untuk melakukan pencoblosan dan penghitungan suara. Dalam pemilihan umum kali ini, pihak Lapas Klas IIB Mojokerto juga sangat mengapresiasi antusias para penghuni Lapas.

Sementara itu, Ragil salah seorang penghuni Lapas Klas IIB Mojokerto mengaku, merasa kebingungan dalam melakukan pencoblosan dalam pemilu ini. Selain banyaknya calon, dirinya juga mengaku kesulitan dalam melakukan pelipatan surat suara.

“Banyak calonnya sehingga bingung mau mencoblos yang mana,” pungkasnya.