KEDIRI, FaktualNews.co – Isak tangis mewarnai pertemuan dua tersangka mutilasi mayat dalam koper dengan keluarga. Aris dan Azis tidak kuasa membendung air matanya saat meminta maaf pada masing-masing orang tua.
Suasana haru pecah di ruang tahanan Mapolres Kediri Kota saat tersangka Aris bertemu dengan sang ibu NG (48) dan Azis ditemui sang ayah, SP. Pertemuan itu ditemani Penasihat Hukum kedua tersangka yakni Taufiq Dwi Kusuma dan Khoirul Lutfi Ashari bersama Tim Psikologi Mabes Polri dan Polda Jatim.
Azis dan Aris tidak kuasa menahan tangis. Begitu juga dengan orang tua mereka. Itu merupakan pertemuan perdana bagi mereka sejak keduanya ditangkap dan dijadikan tersangka kasus mutilasi terhadap Budi Hartanto, warga Kediri.
Pertemuan Aris dan Azis dengan keluarga terhalang teralis besi. “Ampun Pak, kulo nyuwun ngapuro dateng Bapak (ampun Pak, saya minta maaf sama Bapak) kata Azis kepada ayahnya sambil menangis, Selasa (23/4/2019) petang.
Begitu juga dengan Aris, air matanya terus menetes hingga membasahi tralis besi. Ia meminta maaf pada sang ibu sambil memegang tangan perempuan yang melahirkan dan membesarkannya itu.
“Sepurane Aris ya Bu, aku salah, aku khilaf,” kata Aris disaksikan petugas jaga ruang tahanan.
Pertemuan yang berlangsung singkat itu SP anggap sebagai obat rindu bagi keduanya. Karena baginya, Azis merupakan anak yang baik dan berbakti pada orang tua. Ia juga menitipkan permohonan maaf kepada pihak keluarga korban atas apa yang diperbuat anaknya.
“Alhamdulillah Mas, ketemu anak saya ini obat rindu bagi saya. Saya juga mohon maaf kepada keluarga korban dan masyarakat atas apa yang telah diperbuat anak saya, maafkan,” kata SP yang tak kuasa membendung air mata.
Usai bertemu sang anak, kedua orang tua itu meninggalkan tersangka untuk selanjutnya beristirahat. Terlebih karena Rabu (24/4), Azis dan Aris harus dalam kondisi yang prima karena akan mengikuti serangkaian rekonstruksi kasus mutilasi mayat dalam koper.