MOJOKERTO, FaktualNews.co – Penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu) 17 April 2019, banyak memakan korban jiwa. Bagaimana tidak, ada ratusan petugas KPPS yang meninggal dunia dan dilarikan ke rumahsakit akibat kelelahan.
Dari data yang dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, hingga saat ini, sebanyak 144 orang KPPS meninggal dunia sejak ajang pesta demokrasi digelar 17 April 2019 lalu. Sementara, sebanyak 883 orang lainnya harus menjalani perawatan medis lantaran sakit.
KPU Kota Mojokerto mengirim pun surat ke setiap masjid dan gereja di Kota Mojokerto. Mereka meminta bantuan pada Takmir Masjid dan Pengurus Gereja, untuk menggelar Salat Gaib dan Doa Kebaktian bagi para petugas Pemilu 2019 yang telah meninggal maupun sedang sakit. Surat itu dikirim ke masing-masing Takmir Masjid dan Pengurus Gereja, Kamis (25/4/2019).
Ketua KPU Kota Mojokerto, Saiful Amin, Pemilu 2019 merupakan hajat nasional, demi kepentingan bangsa dan negara. Karena itu, kata Amin, duka keluarga Petugas Pemilu dari unsur Linmas, KPPS, PPS, dan PPK hingga Kepolisian, merupakan duka cita bersama, seluruh warga bangsa Indonesia.
“Tidak hanya ke Takmir Masjid saja, kami juga meminta bantuan doa dari pihak gereja, agar mendoakan semua Petugas Pemilu yang telah meninggal, termasuk yang sedang sakit, agar diberi kesembuhan oleh Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah,” kata Amin.
Surat itu sengaja dikirim hari ini, dengan tujuan saat Salat Jumat maupun saat Doa Kebaktian yang digelar Sabtu atau Minggu, umat Islam maupun umat Kristiani di masing-masing masjid dan gereja, bisa melakukan salat dan doa kebaktian, tanpa dimobilisasi pihak masjid dan gereja. “Salat atau doa kebaktian bisa disisipkan, sebelum atau sesudah salat atau kebaktian,” terangnya.
Amin berharap bantuan Salat Gaib dan Doa Kebaktian itu menjadi salah satu wujud solidaritas nasional yang saat ini sedang diuji selama tahapan Pemilu 2019. Solidaritas ini diperlukan untuk merekatkan ikatan kebangsaan dan nasionalisme setiap warga bangsa-negara Indonesia. “Jangan karena Pemilu, solidaritas nasional ini hilang,” harap Amin.
Selain bantuan salat dan doa, KPU Kota Mojokerto juga sudah mengirim data seorang petugas Linmas yang meninggal, dan dua orang Petugas KPPS yang sedang sakit dan dirawat di RS ke KPU RI. “Kami tidak bisa membantu keluarga yang meninggal maupun sakit. Tapi KPU RI saat ini sedang mengupayakan ada santunan. Kita doakan saja keluarga tetap tabah, dan santunan terealisasi,” kata Amin.
Di Kota Mojokerto, seorang Petugas Linmas Bernama Ismani (55), warga Lingkungan Pekuncen Gang 3, Kelurahan Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, telah meninggal saat mengantarkan kotak suara dari TPS 03 ke Kelurahan Surodinawan. Ismani sempat dibawa ke RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto, tepat di depan kantor Kelurahan Surodinawan. Namun Ismani sudah dinyatakan meninggal.