Politik

Banyak KPPS Meninggal, LInK Sebut Rumor Kecurangan Bak Genderuwo

JOMBANG, FaktualNews.co – Direktur Lingkar Indonesia untuk Keadilan (LInK), Aan Anhori mendesak KPU untuk menghentikan sementara proses rekapitulasi hasil pemungutan suara Pemilu 2019 ini.

Hal ini menyusul banyaknya petugas yang terlibat dalam proses Pemilu meninggal dunia dan dirawat di Rumahsakit akibat kelelahan. Selain petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), korban juga berasal dari anggota Polisi dan Linmas.

Selama waktu penghentian itu, kata Aan, seluruh petugas bisa diberi waktu untuk beristirahat dan melakukan chek up kesehatan. Sehingga kondisi mereka bisa dipastikan dalam keadaan fit serta cukup gizi.

“Korban telah jatuh sedemikian banyak, terus membuntuti mereka yang gugur dalam Tragedi bom Srilanka. Tidak bisakah proses penghitungan suara dihentikan sejenak untuk digunakan mengecek kesehatan seluruh orang yang terlibat dalam proses penghitungan suara?”, ujarnya, Sabtu (27/04/19).

Aan Anshori juga berharap, penyelenggara Pemilu bisa memberikan kehormatan dan rasa kemanusiaan bagi para petugas dengan upaya penghentian sementara tersebut. Sebab, delapan hari jam kerja kata dia, bukanlah waktu yang pendek untuk memastikan mereka tidak dalam kondisi yang lemah.

“Kemanusiaanmu, kemanusiaan bangsa ini. Saya tidak berupaya menghambat proses demokrasi elektoral yang tengah berlangsung, namun apakah kehormatan pemilu perlu diusung setinggi ini? Pemilu tahun ini benar-benar penuh penderitaan,” bebernya.

Wacana rehat sejenak ini, lanjut Aan, juga tidak akan menghambat tahapan yang sedang berjalan. Bahkan, dugaan dan potensi kecurangan yang selama ini digembor-gemborkan oleh sejumlah pihakpun sudah tidak memiliki celah dalam sistem di KPU maupun Bawaslu. Dan itu, tegas Aan, sejauh ini hanyalah hembusan yang tidak pernah bisa dibuktikan secara riil. Meski, dia tidak menampik bahwa selama ini sistem tersebut belum pernah teruji.

“Soal potensi kecurangan, menurutku itu kok kayak genderuwo saja, mitos yang diada-adakan. Aku meyakini sistem di KPU dan Bawaslu sanggup mengantisipasi potensi kecurangan, namun sistem tersebut belum teruji untuk memastikan setiap orang bekerja secara normal, tidak diforsir,” pungkasnya.

Sementara,hingga saat ini sudah tercatat lebih dari 200 petugas meningal dunia dan 1.400 mengalami sakit dan dirawat di Rumah Sakit akibat kelelahan saat menjalankan tugas dalam tahapan pemungutan suara Pemilu 2019 ini. Mereka diantaranya adalah petugas KPPS, Polisi dan Linmas serta sejumlah unsur lainya.