FaktualNews.co

Melihat Jari-jari Jupel Merawat Candi Brahu Peninggalan Kerajaan Majapahit

Wisata     Dibaca : 1804 kali Penulis:
Melihat Jari-jari Jupel Merawat Candi Brahu Peninggalan Kerajaan Majapahit
FaktualNews.co/Amanu/
Salah seorang jupel membersihkan rumput-rumput di Candi Brahu

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Candi Brahu merupakan situs peninggalan kerajaan Majapahit. Terletak di dalam kawasan situs arkeologi Trowulan, bekas Ibu Kota Majapahit. Candi ini tepatnya berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.

Memasuki musim hujan yang sudah berjalan hingg beberapa bulan, kecantikan Candi Brahu bisa saja pudar. Ini disebabkan, karena beberapa faktor, diantaranya ditumbuhi lumut hingga rumput liar yang berada ditumpukan candi.

Sejak beberapa hari yang lalu, nampak enam orang Juru Pelihara (Jupel) pembersi candi dengan gagah berani memanjat ketinggian Candi Brahu yang memiliki panjang sekitar 22,5 meter dengan lebar 18 meter dan berketinggian 25 meter tersebut. Mereka hanya dengan mengunakan alat manual.

Koordinator Lapangan Jupel Candi Brahu, Marsaid mengatakan, bersih-bersih rumput liar dan lumut tersebut rutin dilakukan. “Dalam setahun, bisa tiga sampai empat kali melihat kondisi. Apalagi kalau musim hujan seperti ini, rumput dan lumut cepat tumbuh,” ungkapnya, Sabtu (27/4/2019).

Terdapat enam orang jupel yang melakukan bersih-bersih di Candi Brahu. Namun hanya ada tiga orang yang berani naik. Dibutuhkan waktu dua hari untuk membersihkan candi dengan

“Petugas yang membersihkan situs, merupakan orang-orang tertentu yakni mereka yang memang sudah diberikan pengetahuan bagaimana cara membersihkan situs dari batu bata merah. Ini memang sudah menjadi tupoksi kita untuk membersihkan situs Candi Brahu,” terangnya.

Menurutnya, yang perlu diberisikan adalah rumput rumput liar yang bisa tumbuh di batu bata candi. Apalagi saat musim hujan. “Saat mencabut, harus dipastikan tercabut sampai akar agar tidak cepat tumbuh lagi. Kita tidak boleh menggunakan obat kimia karena akan merusak struktur bangunan candi,” jelasnya.

Ia menjelaskan para Jupel tersebut membersihkan Candi Brahu secara manual yakni dengan mencabut rumput liar tersebut menggunakan tangan. Akar rumput harus dipastikan ikut tercabut untuk mengantisipasi agar rumput tidak cepat tumbuh lagi.

“Kita juga gunakan sapu lidi, kalau naiknya kita gunakan tangga dan pengamannya menggunakan tali tampar. Memang harus ada yang menjaga dibawah saat ada yang naik sehingga dibutuhkan orang-orang yang memiliki keberanian,” tuturnya.

Sebab, rumput liar dan lumut tersebut banyak tumbuh di puncak candi dibanding bagian lainnya sehingga jupel harus memiliki keberanian ekstra. Selain tinggi, candi memiliki tingkat kemiringan yang membutuhkan ekstra hati-hati saat harus memanjat situs tersebut.

Perawatan Candi Brahu sendiri juga dilakukan jelang bulan puasa. Sebab, lanjut Marsaid, saat lebaran akan banyak pengunjung yang datang ke Candi Brahu. Sehingga hal ini sebagai bentuk menjaga kelestarian.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul