FaktualNews.co

Penelitian: Perut Buncit, Lemah di Ranjang

Gaya Hidup     Dibaca : 2058 kali Penulis:
Penelitian: Perut Buncit, Lemah di Ranjang
Ilustrasi.

FaktualNews.co – Perut buncit bisa menyebabkan loyo saat ‘bertempur’ diatas ranjang dengan pasangan Anda.

Hasil penelitian dari pakar andrologi Indonesia menunjukkan sekitar 40 persen pria yang perutnya buncit mengalami penurunan hormon testoteron. Akibatnya, saat bercinta Anda mengalami loyo.

Obesitas bukan hanya menjadi momok menakutkan bagi kaum hawa, tetapi juga menakutkan bagi kaum adam. Pasalnya, selain tak sedap dipandang mata, perut buncit juga menjadi penyebab munculnya penyakit degeneratif seperti darah tinggi, kencing manis, kelainan jantung dan pembuluh darah serta tingginya kadar kolesterol dalam darah.

Penyakit degeneratif tersebut menyebabkan hormon testoteron (hormon kejantanan) berubah menjadi hormon estrogen (hormon seks yang diproduksi untuk merangsang pertumbuhan organ seks).

dr. Nugroho Setiawan, SpAnd, dokter spesialis andrologi sekaligus seksolog menuturkan bahwa, penurunan hormon testoteron ampuh menurunkan gairan seksual saat bercinta. Jika penurunannya banyak, maka saat bercinta pria lemas tanpa tenaga.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sejumlah pakar andrologi Indonesia baru-baru ini, sebanyak 40 persen pria yang bermasalah dengan perut buncit rawan mengalami masalah penurunan hormon testoteron.

Kadar hormon testoteron pada pria yang normalnya antara 12-40 nano mol/liter, maka pada pria perut buncit kadar hormon testoteronnya hanya 0,25-3 nano mol/liter.

Gaya Hidup Sehat dan Terapi Hormon

Sebelum masalah perut buncit mengganggu gairah bercinta Anda, sebaiknya segera ambil langkah pencegahan. Caranya dengan menerapkan gaya hidup sehat dan pola makan gizi seimbang. Sebaiknya menghindari makanan-makanan yang banyak mengandung pengawet. Selain itu, makan dalam jumlah yang cukup, membatasi jumlah kalori makanan yang masuk ke dalam tubuh, menghindari konsumsi alkohol, diet rendah lemak dan kolesterol, serta perbanyak makan sayur-sayuran (brokoli) dan buah-buahan (tomat).

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah refreshing untuk mengurangi stres, menghindari tidur larut malam, menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga secara rutin, serta menurunkan berat badan. Sebaiknya juga mengonsumsi makanan penambah kebugaran seperti madu, telur, cokelat dan gingseng. Untuk olahraganya, bisa dilakukan senam perut, jogging, renang, sit up, aerobik dan jalan santai selama 30-40 menit yang dilakukan 3-4 kali seminggu.

Pencegahan dengan menjalani gaya hidup sehat hanya bisa berhasil selama penurunan kadar hormon testoteron yang terjadi tidak di bawah standar normal (12 nano mol/liter). Jika penurunannya sudah di bawah standar normal, maka harus dilakukan terapi penambahan hormon testoteron. Terapi ini efektif mengembalikan fungsi seksual hingga 80 persen.

Ada tiga macam terapi hormonal yang dapat dilakukan, yaitu obat minum, injeksi dan jelly yang dioleskan secara langsung ke tubuh. Lamanya penyembuhan tergantung dengan ringan atau beratnya penurunan kadar hormon testoteron. Semakin turun kadar hormon testoteron maka otomatis terapinya semakin lama.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul
Sumber
Male.co.id