FaktualNews.co

Hingga Awal Mei Cuaca Ekstrem, Intai Mojokerto

Peristiwa     Dibaca : 1740 kali Penulis:
Hingga Awal Mei Cuaca Ekstrem, Intai Mojokerto
FaktualNews.co/Amanu/
Banjir yang merendam Kecamatan Dawarblandong, Mojokerto

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Sesuai denga prediksi Badan Metereologi Kalimatologi dan Geofisika, cuaca ekstrem masih mengintai wuilayah Jawa Timur. Tak terkecuali di wilayah Kabupaten Mojokerto.

Kepala BPBD kabupaten Mojokerto Muhammad Zaini saat dikonfirmasi mengaku, diakhir musim penghujan masyarakat diimbau selalu berwaspada. Sebab, cuaca ekstrem masih mengintai. Dan segala bentuk bencana juga masih bisa terjadi.

“Kita menghimbau hingga tanggal 5 Mei, masyarakat selalu berwaspada akan cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kabupaten Mojokerto. Sebab hingga awal puasa di Jawa Timur masih akan ada hujan terlebih di kabupaten Mojokerto,” katanya Rabu (1/5/2019).

Menurutnya Zaini, sesuai dengan surat edaran BMKG musim kemarau seharinya sudah masuk dalam Bulan April. Namun kondisi bisa saja berubah ubah. “Sudah diperkirakan pada bulan April masuk musim kemarau. Namun dengan melihat kondisi hingga tanggal 5 mendatang Kabupaten Mojokerto masih akan dilanda hujan,” imbuhnya.

Kata Zaini, pihaknya mengimbau agar masyarakat selalu berwaspada dan sadar sejak dini akan terjadinya bencana yang menghantui wilayah Kabupaten Mojokerto. Ancaman bencana khusunya banjir dan tanah longsor terjadi bisa di mana saja.

Seperti pada bencana awal tahun di Kecamatan Kutorejo dan tanggul Jebol di aliran Sugai sadar yang merendam ratusan hektar sawah milik warga hingga gagal panan. “Ditambah saat ini akibat luapan air dari sugai Lamong yang menyebabkan puluhan rumah dari dua Desa di Kecamatan Dawarbladong terendam,” jelasnya.

Fakta menyebutkan tiap kali turun hujan dengan identitas tinggi beberapa kecamatan di Kabupaten Mojokerto selalu menjadi langanan genagan air. Seperti Kecamatan Bangsal, Dawar Blandongan, Puri, Pungging, Gedeng, Sooko, Jatirejo, Kemelagi, Trowulan, Ngoro dan Mojosari.

Zaini juga menyebutkan, genagan air yang terjadi saat tingginya air hujan disebabkan beberapa hal, diantaranya serapan air semakin kecil karena banyaknya lahan yang sudah beralih fungsi dan berkurang. Selain itu juga kurangnya kesadaran masyarakat untuk kepedulian lingkungan.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Z Arivin