FaktualNews.co – Ramadan 2019 akan segera datang, jika Anda tertarik menikmati puasa dengan suasana yang berbeda. Bisa mengunjungi Kampung Arab yang ada di Indonesia.
Keseharian warganya pun identik dengan orang di tanah Arab. Mulai dari bahasa, makanan sehari-hari, hingga pakaian yang mereka pakai.
Selain sebagai negara Kepulauan terbesar, Indonesia juga sangat dikenal sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Maka tak heran jika di Indonesia banyak budaya Islami yang berasal dari negara Timur Tengah. Bahkan orang-orang tersebut juga mendiami sebuah perkampungan atau yang dikenal sebagai Kampung Arab.
Bagi Anda yang penasaran, atau ingin merasakan bagaimana nuansanya bisa berkunjung di 3 kampung yang bernuansa arab di Indonesia seperti dilansir FaktualNews.co dari Pesona.Travel berikut ini.
Kampung Arab Pekojan
Kampung Arab Pekojan berlokasi di Jakarta Barat. Namun bukan hanya bernuasana Arab saja, di Pekojan juga ada campuran kebudayaan dari India dan Tionghoa. Ternyata nama Pekojan ini berasal dari “khoja” yang bermakna bahwa sebutan bagi mereka yang keturunan India, namun beragama Islam bukan beragama Hindu seperti halnya orang India lainnya.
Konon, pada masa penjajahan Belanda, Pekojan baru disebut sebagai kampung yang identik dengan nuansa Arab. Hal ini dikarenakan tempat ini dihuni oleh orang Yaman. Mulai dari itu, kampung yang bernuansa Arab ini tersebar di berbagai daerah yang ada di Jakarta. Salah satu ikon di Kampung Arab Pekojan ialah masjid Al- Anshor, yang dulunya dibangun oleh orang India muslim.
Kampung Arab Al-Munawar
Kampung Arab Al-Munawar terletak di Palembang. Salah satu lokasi pemukiman didirikan oleh Abdul Rahman Bin Muhammad Al-Munawar, sekitar masa Kesultanan Palembang Darussalam.
Perkampungan ini dihuni keturunan Yaman. Bahkan hingga kini, para warga Kampung Al-Munawar Palembang mampu menjaga silsilah keturunan hingga sembilan generasi.
Selain jenis suku, nama Al-Munawar sendiri merupakan salah satu imigran yang cukup dikenal oleh penduduk lokal Palembang. Muhammad Al-Munawar dikenal sebagai salah satu imigran Yaman yang berusia lebih dari 100 Tahun. Sosok ini juga merupakan keturunan ke-6 dari suku Al-Munawar yang mendiami perkampungan ini.
Beberapa hal yang menonjol dari perkampungan ini adalah masih terjaga dengan baik bangunan rumah yang berusia hingga 300 tahun. Kendati masih kental dengan tradisi Yaman, namun para penduduknya juga menyerap beragam budaya lokal, seperti bangunan panggung bergaya rumah tradisional Limas berbahan kayu, dengan ukiran Palembang yang khas.
Kawasan Wisata Sunan Ampel
Daerah ini sangat bernuansa Arab, karena dulunya orang-orang Arab menyebarkan Islam di Sunan Ampel, sehingga tempat ini sangat kental sekali dengan nuasana Arab. Tempat yang satu ini juga banyak dikunjungi sebagai tempat berwisata religi. Kebanyakan orang yang berkunjung ke tempat ini untuk berjiarah ke makam Sunan Ampel.
Di sekitaran kampung Sunan Ampel ini juga terdapat bangunan bersejarah. Di kampung ini sekitar 60 persen pun bersal dari keturunan Arab, dan sisanya keturunan Tionghoa serta Jawa. Di kampung ini pun kita bisa mencicipi makanan khas Timur Tengah, mulai dari bubur gandum, sambosa, roti maryam, hingga nasi kebuli.
Apalagi pada saat bulan Ramadan tiba, tentunya para pengunjug beramai-ramai untuk membeli makanan khas Timur Tengah di sini, sebagai makanan untuk berbuka puasa mereka.