Peristiwa

Nelayan Pasuruan Sambat, Pengajuan Bantuan Tak Direspon Pemkot dan Pemprov

PASURUAN, FaktualNews.co – Pasca hujan deras hingga terjadinya luapan Sungai Gembong di perairan Pelabuhan Kota Pasuruan, Minggu (28/4/2019) lalu, yang berakibat rusaknya ratusan Kapal Motor (KM) dan Perahu Motor (PM) milik nelayan, hingga saat ini menimbulkan trauma berkepanjangan dari pemiliknya. Untuk memperbaiki alat transportasi untuk melaut itu, banyak diantara para nelayan tersebut tak punya anggaran.

Sehingga mereka berinisiatif untuk meminta bantuan ke Dinas Perikanan Jawa Timur dan Dinas Perikanan Kota Pasuruan, Selasa (30/4/2019) lalu. Lantaran tak ada respon dari institusi yang mengurusi permasalahan nelayan ini, akhirnya, Jumat (3/4/2019) pagi, perwakilan nelayan dari Rukun Nelayan Kota Pasuruan, mendatangi Kantor Wali Kota Pasuruan, agar ada perhatian.

Ketua Rukun Nelayan Kota Pasuruan, Gatot Hartowo mengatakan, pihaknya sebelumnya telah mendatangi kantor Dinas Perikanan Jatim dan Kota Pasuruan, untuk meminta bantuan atas kerusakan kapal dan perahu milik para nelayan. “Yang kami inginkan adanya bantuan dari pemerintah kota maupun provinsi,” papar dia, saat berada di kantor Walikota Pasuruan, Jumat (3/5/2019).

Mereka datang dan sambat ke kantor Wali Kota Pasuruan, lantaran sudah 5 hari tak melaut karena kapal dan perahu mereka rusak. “Kami sudah tidak bisa kerja, kapal rusak dan belum ada dana untuk memperbaikinya. Kami berupaya minta bantuan. Padahal, kami datang dan sudah ngobrol sama orang dinas perikanan, tapi belum juga ada bantuan entah kayu atau apapun,” ucap Gatot.

Namun saat perwakilan nelayan ini ingin bertemu dengan Wakil Wali Kota, Raharto Teno Prasetyo, akhirnya kandas juga. Harapan menggebu untuk mengadu pupus, lantaran Teno masih berada di luar Kota untuk kepentingan dinas luar.

“Sampai kapanpun kami akan tetap menemui Wawali, kami akan terus berjuang untuk itu. Ini kami lakukan untuk upaya berikhtiar,” pungkasnya.

Seperti diberitakan, akibat banjir luapan Sungai Gembong, Minggu (28/4/2019) malam lalu, menimbulkan kerusakan sejumlah KM dan PM yang disandarkan pemiliknya di Pelabuhan Kota Pasuruan. Belakangan diketahui ada 103 unit KM dan PM rusak berat. Diantaranya 36 kapal dan 67 perahu. Bahkan para pemiliknya bukan berasal dari kota, melainkan Kabupaten Pasuruan.