FaktualNews.co

BPBD Jatim: Evakuasi Bencana, 35 Persen Dilakukan Secara Mandiri

Peristiwa     Dibaca : 1051 kali Penulis:
BPBD Jatim: Evakuasi Bencana, 35 Persen Dilakukan Secara Mandiri
FaktualNews.co/Suparni PB/
Simulasi tanggap bencana di Trenggalek.

TRENGGLEK, FaktualNews.co – Evakuasi bencana secara mandiri memang sangat penting dalam hal evakuasi penanggulangan bencana alam, karena melalui survey sebanyak 35 persen keselamatan evakuasi bisa dilakukan melalui keterampilan kesiapsidagaan diri sendiri.

Sebagai upaya evakuasi mandiri maka di lakukan simulasi Kampung Siaga Bencana (KSB), Dinas Sosial (Dinso) Jawa Timur menggelar Simulasi dan Apel Kesiapsiagaan Bencana serta Pengembangan KSB Berdaya Kampung Siaga Bencana (KSB) Hasta Samapta Sumbreng Kecamatan Munjungan, Trenggalek.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jawa Timur, Suban Wahyudiyono mengatakan, dalam hal penanggulangan bencana simulasi yang dilaksanakan kali ini sebagai upaya untuk menghasilkan kesiapsiagaan yang harus dimulai dari diri sendiri, keluarga dan komunitas.

“Karena pengalaman yang selamat dari bencana alam, melalui hasil survey bahwa 35 persen dihasilkan dari keterampilan kesiapsiagaan dirinya sendiri, 32 persen dari keluarganya, 28 persen dari tetangga dan 2 persen dari regu penolong seperti Tagana,” turangnya, Sabtu (4/5/2019).

Suban juga menjelaskan, misal ada kejadian bencana alam di Munjungan, namun regu penolong masih di kota. Karena dari perhitungan perjalanan menuju TKP juga jauh sehingga ketika regu penolong sampai di TKP, wilayah yang terkena sudah parah.

“Dari semua kegiatan dipastikan dengan adanya simulasi evakuasi bencana mandiri ini sangat ada manfaatnya, walaupun orang melihat hanya sepele namun jika terus dilatih maka akan berbeda,” jelasnya.

Ditambahkan, dari evaluasi serta survey yang ada, maka Jawa Timur secara besar-besaran baru kali ini mengadakan hari kesiapsiagaan bencana yang diadakan Malang. Dengan disiapkan sekitar 3.500 orang dengan melibatkan seluruh jajaran forkopimda. Jadi kemandirian ini bisa diartikan bahwa, jika desa atau kampung itu sudah siaga dan tanggap bencana sehingga sudah tahu kerentanan, ancaman dan resiko yang akan dihadapi.

“Maka akan dipastikan masyarakat bisa secara mandiri mengevakuasi diri diri sendiri. Bahkan tanda-tanda alam masyarakat sudah tahu, bahkan bisa evakuasi mandiri ke tempat yang aman. Masyarakat harus bisa mengenali ancaman, pikirkan strategi untuk evakuasi dan siap untuk selamat,” tutupnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul