FaktualNews.co – Awal Ramadhan 2019 antara NU dan Muhammadiyah berpeluang menjalankan puasa secara serentak pada Senin (6/5/2019).
Muhammadiyah memang telah menetapkan awal Ramadhan pada tanggal 6 Mei 2019. Ketetapan itu berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal. … Artinya hilal sudah terwujud.
Sementara Nahdlatul Ulama baru akan melakukan rukyatul hilal pada Minggu (5/5/2019) sore. Rukyatul hilal merupakan aktivitas mengamati visibilitas hilal atau bulan. Yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi).
Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah Matahari terbenam karena hanya tampak ketika Matahari terbenam. Hal ini lantaran, intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis.
Apabila hilal terlihat, maka pada petang (maghrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Tahun Hijriyah. Apabila hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib pada hari berikutnya.
Sementara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melakukan analisa dimana NU dan Muhammadiyah diprediksi akan lakukan awal puasa secara serentak pada Senin, 6 Mei 2019.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin memprediksi, awal bulan puasa Ramadan, Syawal, serta Dzulhijjah 1440 H/2019.
Analisnya didasari oleh garis tanggal yang dibuat dengan aplikasi Accurate Hijri Calendar (AHC) yang digunakan untuk menentukan secara hisab awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah 1440 H/2019.
Gambar beserta penjelasan terkait garis tanggal penentuan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah diunggah oleh LAPAN melalui akun Instagram resminya @lapan_ri sebanyak lima foto.
Dalam unggahannya, LAPAN memprediksikan bahwa secara hisan, awal Ramadhan akan jatuh pada Senin, 6 Mei 2019.
Sedangkan 1 Syawal atau Idul Fitri diprediksikan jatuh pada 5 Juni 2019.
Namun, pihak LAPAN tetap menegaskan bahwa keputusan resmi masih harus menunggu Sidang Isbat yang akan dilaksanakan pada 5 Mei 2109.
Berikut dikutip dari @lapan_RI terkait garis tanggal penentuan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah.
“Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah 1440 H
Garis tanggal yang dibuat dengan aplikasi Accurate Hijri Calendar (AHC) digunakan untuk menentukan secara hisab awal Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah 1440
Slide 1 : Garis tanggal Ramadhan 1440 berdasarkan kriteria Wujudul Hilal (antara arsir merah dan putih), ketinggian bulan 2 derajat (antara arsir putih dan biru), dan kriteria Odeh (antara arsir biru dan hijau). Slide 2 : Garis tanggal Ramadhan 1440 berdasarkan Rekomendasi Jakarta 2017.
Semua kriteria yang berlaku di Indonesia, Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah dan ketinggian bulan 2 derajat yang digunakan NU, serta kriteria internasional (kriteria Odeh) dan usulan Rekomendasi Jakarta 2017(yang kriterianya sudah digunakan Persis), semuanya menunjukkan pada saat maghrib 5 Mei 2019 posisi bulan telah memenuhi kriteria. Artinya, secara hisab ditentukan awal Ramadhan 1440 jatuh pada 6 Mei 2019. Kepastiannya menunggu hasil sidang itsbat yang akan menggabungkan dengan hasil rukyat (pengamatan) hilal pada saat maghrib 5 Mei 2019.
Slide 3 : Garis tanggal Syawal 1440 berdasarkan kriteria Wujudul Hilal (antara arsir merah dan putih), ketinggian bulan 2 derajat (antara arsir putih dan biru), dan kriteria Odeh (antara arsir biru dan hijau). Slide 4 : Garis tanggal Syawal 1440 berdasarkan Rekomendasi Jakarta 2017.
Semua kriteria yang berlaku di Indonesia, Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah dan ketinggian bulan 2 derajat yang digunakan NU, serta kriteria internasional (kriteria Odeh) dan usulan Rekomendasi Jakarta 2017(yang kriterianya sudah digunakan Persis), semuanya menunjukkan pada saat maghrib 3 Juni 2019 posisi bulan belum memenuhi kriteria. Artinya, secara hisab ditentukan awal Syawal (Idul Fitri) 1440 jatuh pada hari berikutnya, 5 Juni 2019. Kepastiannya menunggu hasil sidang itsbat yang akan menggabungkan dengan hasil rukyat (pengamatan) hilal pada saat maghrib 3 Juni 2019.
Slide 5 : Garis tanggal Dzulhijjah 1440 berdasarkan kriteria Wujudul Hilal (antara arsir merah dan putih), ketinggian bulan 2 derajat (antara arsir putih dan biru), dan kriteria Odeh (antara arsir biru dan hijau).
Slide 6 : Garis tanggal Dzulhijjah 1440 berdasarkan Rekomendasi Jakarta 2017.
Semua kriteria yang berlaku di Indonesia, Wujudul Hilal yang digunakan Muhammadiyah dan ketinggian bulan 2 derajat yang digunakan NU, semuanya menunjukkan pada saat maghrib 1 Agustus 2019 posisi bulan telah memenuhi kriteria. Artinya, secara hisab ditentukan awal Dzuhijjah 1440 jatuh pada 2 Agustus 2019 dan Idul Adha pada 11 Agustus 2019. Namun menurut kriteria internasional (kriteria Odeh) dan usulan Rekomendasi Jakarta 2017 (yang kriterianya sudah digunakan Persis), pada saat maghrib 1 Agustus 2019 posisi bulan belum memenuhi kriteria, sehingga menurut kriteria tersebut awal Dzulhijjah jatuh pada hari berikutnya, 3 Agustus 2019.
Kepastiannya menunggu hasil sidang itsbat yang akan menggabungkan dengan hasil rukyat (pengamatan) hilal pada saat maghrib 1 Agustus 2019. Sesuai Rekomendasi Jakarta 2017, bila ada perbedaan karena beda kriteria atau beda dengan hasil rukyat (pengamatan) hilal maka kita merujuk keputusan Pemerintah sebagai otoritas tunggal, demi persatuan ummat.
Disajikan oleh Kepala LAPAN, Prof. Dr. Thomas Djamaluddin (Professor Riset Astronomi-Astrofisika, LAPAN & Anggota Tim Hisab Rukyat, Kementerian Agama) dalam blog : https://tdjamaluddin.wordpress.com/2019/03/07/ramadhan-syawal-dan-dzulhijjah-1440-h/ ” tulis akun @lapan_ri.
Pernyataan Pemerintah RI
Dilansir FaktualNews.co dari TribunNews.com, pemerintah Republik Indonesia belum memastikan kapan awal Ramadhan akan ditetapkan.
Pihak Kementrian Agama (Kemenag) mengaku bahwa pemerintah harus mengikuti ketentuan yang ada, yakni putusan 1 Ramadhan akan dikeluarkan melalui Sidang Isbat.
Sidang Isbat penentuan awal puasa akan digelar di Auditorium H.M. Rasjidi, kementrian Agama RI, Jakarta Pusat pada 5 Mei 2019.
Pihak-pihak penting akan hadir dalam agenda Sidang Isbat penentuan Awal Ramadhan 1440 Hijriah.
Pihak yang akan hadiri Sidang Isbat antara lain Duta Besar negara-negara sahabat, Komisi VIII DPR, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Selain itu, akan turut hadir pula Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, Pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama; dan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama.
Sidang Isbat penentuan Awal Ramadhan 1440 Hijriah akan digelar pukul 16.00 WIB yang akan diisi dengan pemaparan posisi hilal di titik-titik yang tersebar di Seluruh Wilayah Indonesia oleh Tim Hisab dan Rukyat Kementrian Agama.
Sidang Isbat sendiri merupakan rapat tertuitup yang akan dimusyawarahkan terlebih dahulu untuk kemudian diambil satu kesepakatan terkait pengumuman awal Ramadhan 1440 Hijriah.
Seperti Sidang Isbat sebelumnya, hasil kesepakatan akan diumumkan terbuka melalui konferensi pers terbuka usai waktu Maghrib.
Posisi pemantauan hilal juga telah ditetapkan oleh Kementrian Agama yang tersebar di banyak titik di seluruh Wilayah Indonesia.
Petugas pemantau hilal terdiri dari Kanwil Kementrian Agama dan Kemengag kabupaten atau kota yang bekerjasama dengan Pengadilan Agama, Ormas Islam, dan Instansi terkait setempat.
Berikut adalah Informasi Daftar Lokasi Pemantauan Hilal Atau Ru’yatul Hilal Penentuan Awal Ramadhan 1440 H yang Tersebar Di Seluruh Wilayah Indonesia.
1. Aceh : Observatorium Tgk. Chiek Kuta Karang; Lhokseumawe Bukit Poly Komplek Perta Aron; Aceh Jaya Gunung Cring Cran; Pantai Suak Geudeubang Kab. Aceh Barat; Aceh Selatan Pantai Lhok Keutapang, Simeulue; Pantai Desa Nancala, Teupah Barat; Tugu “KM. 0” Indonesia, Kota Sabang; dan Pantai Ujong Manggeng Kec. Manggeng, ABDYA
2. Sumatera Utara: Lantai IX Kantor Gubernur Sumut; dan Observatorium OIF UMSU
3. Sumatera Barat: Gedung Kebudayaan lantai 4 Dinas Kebudayaan
4. Riau : Pantai Prapat Tunggal Kec. Bengkalis
5. Kepulauan Riau : Bukit Cermin
6. Jambi : Hotel Odua Weston
7. Sumatera Selatan : Hotel Aryaduta
8. Bangka Belitung : Pantai Penagan; Pantai Tanjung Pandam; dan Pantai Tanjung Kalian Muntok
9. Bengkulu : Dak Mess Pemda Prov. Bengkulu
10. Lampung : POB Bukit Gelumpai Pantai Canti Kalianda Lampung Selatan; Pantai Labuhan Jukung, Pekon Kmpung Jawa Kab. Pesisir Barat
11. DKI Jakarta : Gedung Kanwil Kemenag DKI Jakarta lt. 71; Masjid Al-Musyari’in Basmol Jakarta Barat; Pulau Karya Kep. Seribu; dan DKM Masjid KH. Hasyim Asyari
12. Jawa Barat : POB Cibeas Pelabuhan Ratu; Bosscha Lembang Bandung, Kab. Bandung Barat; Gunung Babakan Kota Banjar; Pantai Santolo Pamengpeuk Kab. Garut; Pantai Cipatujah Kab. Tasikmalaya; Pantai Gebang Kab. Cirebon; SMA Astha Hannas Binong Kab. Subang; dan Pantai Pondok Bali Kab. Subang
13. Banten : Dishubla Mercusuar Anyer KM 0 Serang
14. Jawa Tengah : Menara Al-Husna Masjid Agung Jawa Tengah Semarang; Masjid Gribangun Banyumas; Pantai Jatimalang Purworejo; Assalam Observatory Sukoharjo; Pantai Kartini Jepara; STAIN Pekalongan; Pantai Ujungnegoro Kandeman Batang; Pantai Padalen Kebumen; Pantai Karangjahe Rembang; Pantai Alam Indah Kota Tegal; Pantai Tanjungsari Pemalang; Universitas Muria Kudus (UMK); Wisata Mangrove Pantai Kaliwlingi Brebes; Pelabuhan Kendal
15. DI Yogyakarta : POB Syekh Bela Belu, Bantul Parang Tritis Yogyakarta
16. Jawa Timur : Pantai Sunan Drajat /Tanjung Kodok Paciran Lamongan; Bukit Banyu Urip Kec. Senori Kab. Tuban; Lapan, Jl. Watukosek Gempol Kab. Pasuruan; Gunung Sekekep Wagir Kidul Kec. Pulung Kab. Ponorogo; Helipad AURI Ngliyep Kab. Malang; Pantai Serang Kab. Blitar; Pantai Srau Pacitan; Bukit Wonotirto Blitar; Pantai Nyamplong Kobong Jember; Gunung Sadeng Jember; Pantai Pacinan Situbondo; Pantai Pancur Alas Purwo Banyuwangi; Pantai Ambat Tlanakan Pamekasan; Bukit Condrodipo Gresik; Pantai Gebang Bangkalan; Bukit Wonocolo Bojonegoro; Pulau Gili Kab. Probolinggo; Pantai Sapo Ds. Sergang Kec. Batuputih Kab. Sumenep; Pantai Kalisangka Kangean Sumenep; Pantai Bawean Kab. Gresik; Satuan Radar (Satrad) 222 Ploso di Kaboh Kab. Jombang; Bukit Gumuk Klasi Indah Banyuwangi; Pantai Taneros Sumenep
17. Kalimantan Barat : Pantai Indah Kakap, Kec. Sungai Kakap, Kab. Kubu Raya
18. Kalimantan Tengah : Hotel Aquarius Jl. Imam Bonjol Palangkaraya
19. Kalimantan Timur : Menara Asma’ul Husna Masjid Baitul Muttaqin Islamic Center Samarinda
20. Kalimantan Selatan : Atas Bank Kalsel Banjarmasin; Jembatan Rumpiang Marabah; Pantai Pagatan Tanah Bambu : Atas Hotel Dafam Syari’ah Banjarbaru; Gunung Kayangan Pelaihari
21. Kalimantan Utara : Tanjung Selor Gunung KNIP
22. Bali : Hotel Patra Jasa Pantai Kuta, Badung Bali; Munduk Asem, Rening, Negara, Jembrana
23. NTB : Taman Rekreasi Loang Baloq; Pantai Desa Kiwu Kec. Kilo Kab. Dompu; dan Bukit Poto Batu Kec. Taliwang Kab. Sumbawa Barat
24. NTT : Halaman Masjid Nurul Hidayah
25. Sulawesi Selatan : Pantai Sumpang Binangae Kab. Barru
26. Sulawesi Barat : Tanjung Mercusuar Sumare Kec. Simboro Kab. Mamuju
27. Sulawesi Tenggara : Pantai Wolulu Kec. Watubangga Kab. Kolaka; dan Pantai Buhari Kec. Tanggetada Kab. Kolaka
28. Sulawesi Utara : Area Parkir Apartemen Mtc Kota Manado
29. Gorontalo : Desa Bulango Raya Kec. Tomilito Kab. Gorontalo Utara
30. Sulawesi Tengah : Menara Hilal BMKG Ds. Marana Kec. Sindue Kab. Donggala
31. Maluku : Desa Wakasihu Kec. Leihitu Barat Kab. Maluku Tengah; Pantai Latuhalat Kec. Nusaniwe Kota Ambon; dan Pantai Desa Larike Kec. Leihitu Barat Kab. Maluku Tengah
32. Maluku Utara : POB Maluku Utara Pantai Desa Ropu Tengah Balu; dan POB BMKG Afe Taduma
33. Papua : Pantai Lampu Satu Marauke
34. Papua Barat : Menara Masjid Agung Fak-Fak; dan Tanjung Saoka, Kota Sorong